bannerdiswayaward

Wamen Taufik Hidayat Tak Bedakan Pelatnas atau Non-Pelatnas: Atlet Itu Bawa Nama Indonesia

Wamen Taufik Hidayat Tak Bedakan Pelatnas atau Non-Pelatnas: Atlet Itu Bawa Nama Indonesia

Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) menjawab media-Dimas Rafi-

JAKARTA, DISWAY.ID – Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) sekaligus legenda hidup bulu tangkis, Taufik Hidayat, buka suara soal polemik yang belakangan memanas yaitu perbandingan atlet Pelatnas PBSI dengan atlet non-pelatnas.

Taufik menegaskan, siapa pun yang turun bertanding dengan atribut Merah Putih sejatinya membawa satu identitas besar yang sama, Indonesia.

“Di belakang atlet itu ada nama Indonesia, bukan nama pribadi atau daerah. Itu yang harus digarisbawahi,” tegas Taufik.

BACA JUGA:Respons Kocak Robot AI Saat Ditanya Pratikno Soal Cara Menanggulangi Bencana

Taufik menekankan bahwa keberhasilan atlet tidak lahir dalam semalam. Prestasi adalah hasil proses panjang dan pembinaan bertahun-tahun.

Ia mencontohkan, banyak atlet elite Indonesia yang meniti karier dari bawah sebelum menjadi bintang.

“Jonatan Christie itu juga lama di pelatnas. Sabar dan Reza juga kita lihat proses dan usia mereka. Ini bukan soal siapa yang ‘gacor’, tapi soal proses pembinaan,” ujarnya.

Sebagai Wakil Ketua PBSI, Taufik meminta publik untuk tidak mempertentangkan pelatnas dan non-pelatnas. Menurutnya, pilihan berlatih di dalam atau di luar pelatnas adalah hak atlet, selama tujuannya tetap sama ialah mengharumkan nama Indonesia.

“Jangan dipertentangkan antara luar pelatnas dan di pelatnas. Media juga tolong jangan memperkeruh,” kata peraih emas Olimpiade Athena 2004 itu.

Taufik mengingatkan bahwa framing media atau netizen yang membenturkan pelatnas kontra non-pelatnas dapat memengaruhi kondisi psikologis atlet.

BACA JUGA:Siaga Nataru, Pramono Perintahkan Modifikasi Cuaca demi Cegah Banjir Besar 2025–2026

“Kasihan juga buat anak-anaknya. Kasihan yang di pelatnas, kasihan juga yang di luar,” ujarnya.

Ia menilai, polemik justru membuat fokus atlet buyar, sementara banyak nama potensial—terutama atlet junior—tidak mendapat eksposur yang sepadan.

“Yang junior hasilnya bagus, diberitakan enggak? Jarang kan. Jadi jangan sampai kita membuat peta konflik sendiri.”

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads