Tower Listrik Ambruk, Akses Jalan Putus: Pratikno Ungkap Situasi Genting Penanganan Bencana di Sumatera
Menko PMK Pratikno memberikan penjelasan-Hasyim Ashari-
JAKARTA, DISWAY.ID – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, yang ditunjuk sebagai koordinator nasional penanganan bencana hidrometeorologi di Sumatera, membeberkan kondisi terkini dari lapangan.
Situasinya, kata dia, tidak hanya soal rumah hanyut atau korban jiwa—tapi juga runtuhnya infrastruktur vital yang membuat pemulihan semakin pelik.
Dalam konferensi pers di kantor Kementerian PMK, Rabu 3 Desember 2025, Pratikno menjelaskan bahwa banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang sejumlah wilayah telah memukul telak layanan publik esensial: listrik, komunikasi, hingga akses logistik.
BACA JUGA:Siaga Nataru, Pramono Perintahkan Modifikasi Cuaca demi Cegah Banjir Besar 2025–2026
Salah satu persoalan terbesar yang kini dihadapi tim gabungan adalah padamnya listrik akibat ambruknya tower transmisi bertekanan tinggi di beberapa titik.
Karena kondisi medan tidak memungkinkan perbaikan cepat, pemerintah mengambil langkah darurat: memasang tower bertekanan rendah sebagai suplai sementara.
“Banyak tower yang ambruk. Untuk sementara, harus dipasang tower bertekanan rendah. Kapasitasnya memang hanya sekitar seperempat kebutuhan, cukup untuk sebulan, tapi itu sudah sangat membantu masyarakat,” jelas Pratikno.
Pasokan listrik darurat ini diprioritaskan untuk pos pengungsian, fasilitas kesehatan, logistik, dan titik komunikasi.
Akses Jalan Rusak Parah, Jalur Bantuan Jadi Berkali-Kali Lipat Lebih Jauh
Masalah kedua yang tak kalah krusial adalah rusaknya akses jalan. Longsor di beberapa titik memutus jalur utama, membuat distribusi bantuan terhambat.
“Yang tadinya jalur praktis, sekarang harus naik gunung dan melewati rute yang puluhan kali lebih panjang. Ini jadi pembelajaran bagi kita semua,” kata Pratikno.
BACA JUGA:Daftar Lokasi Posko di Aceh dan Nomor Kontak yang Bisa Dihubungi
Perubahan rute ekstrem ini membuat waktu tempuh logistik yang awalnya hanya 1–2 jam, kini bisa berlipat-lipat, bergantung kondisi medan.
Pratikno menegaskan bahwa bencana tahun ini memiliki dampak sistemik. Banyak layanan publik terpaksa berhenti sementara, termasuk puskesmas, kantor pelayanan administrasi, hingga jaringan komunikasi di beberapa daerah.
Pemerintah kini mengerahkan:
- TNI-Polri untuk membuka jalur darurat,
- BNPB dan Basarnas untuk percepatan evakuasi,
- Kementerian ESDM untuk memperbaiki jaringan energi,
- dan Kemenkominfo untuk menghidupkan kembali titik-titik komunikasi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
