Mapala Leuser USK Tembus Akses Terputus Banjir Aceh, Bawa Bantuan ke Desa Bergang
tim relawan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Leuser Universitas Syiah Kuala (USK), bersama warga setempat.--USK
JAKARTA, DISWAY.ID - Beberapa Kecamatan di Aceh Tengah masih terisolasi, bantuan hanya bisa disuplai lewat udara dan sungai.
Warga di Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, tujuh hari terisolasi akibat banjir bandang dan longsor yang melanda wilayah tersebut pada 26 November 2025.
Akses jalan yang putus total, membuat pasokan makanan tidak dapat masuk ke desa terdampak.
Bersama masyarakat, relawan mulai melakukan proses evakuasi terhadap warga dari Desa Bergang, Karang Ampar, dan Pantan Reuduek (Pueting).
Ketiga desa tersebut merupakan kawasan paling terdampak dan sulit tersentuh bantuan logistik memadai. Hh kAkses menuju desa-desa tersebut benar-benar lumpuh akibat tumpukan material longsor, batu-batu besar, serta batang kayu yang memenuhi badan jalan.
Tercatat sedikitnya ada 14 titik longsor yang membuat kendaraan apa pun tidak dapat melintas.
Di ujung tebing di mana akses terputus dan tanah longsor menimpa, ratusan warga berharap pada deru baling-baling helikopter yang kerap melintas namun sulit mendarat.
Di tengah keputusasaan itu, harapan justru datang dari langkah kaki tim relawan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Leuser Universitas Syiah Kuala (USK), bersama warga setempat.
BACA JUGA:21.911 Dosen, Mahasiswa, dan Civitas Akademika Terdampak Banjir Sumatera, Kampus Rusak
Mereka menempuh perjalanan darat ekstrem selama enam jam, hingga berhasil menyalurkan bantuan logistik ke Desa Bergang, 4 Desember 2025.
Perjuangan menembus isolasi ini bukanlah kisah biasa. Salah seorang relawan Mapala Leuser USK, Muslim Ruhdi menuturkan untuk mencapai Desa Bergang dari Posko Tepin Mane, sang relawan harus bertaruh nyawa melewati rintangan yang nyaris mustahil.
Dimulai dengan menyeberangi sungai deras menggunakan sling darurat, hingga akhirnya berjalan kaki membelah hutan.
"Saya bersama Pak Dusun Julfikar, serta tujuh warga Bergang, berangkat dari Blang Rakal menuju KM 60. Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati jalur hutan, tebing rawan longsor, hingga jembatan darurat yang dibangun dari tiang listrik yang tumbang," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: