Mapala Leuser USK Tembus Akses Terputus Banjir Aceh, Bawa Bantuan ke Desa Bergang
tim relawan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Leuser Universitas Syiah Kuala (USK), bersama warga setempat.--USK
Setelah berhari-hari menanti tanpa kepastian, tangis haru akhirnya pecah.
Bantuan logistik yang dibawa oleh tim Mapala Leuser berhasil menembus timbunan bencana longsor.
Ini adalah bantuan pertama dan satu-satunya yang menyentuh tanah Bergang sejak bencana terjadi.
Prosesnya pun tak kalah heroik. Relawan dan warga harus berjalan kaki selama enam jam, memanggul beban logistik di punggung, menembus hujan deras dan kegelapan malam, bahkan terpaksa bermalam di perjalanan karena lokasi yang yang terlalu berbahaya untuk ditempuh saat gelap.
Bagi masyarakat, pecinta alam mungkin identik dengan pendakian gunung. Namun, di Desa Bergang, Mapala Leuser USK hadir sebagai satuan penyelamat taktis. Dengan bekal kemampuan mountaineering, navigasi darat, dan manajemen SAR, mereka mampu menembus jalur ekstrem yang hampir mustahil dilewati.
Meski menghadapi medan berat dan risiko tinggi, tim akhirnya tiba di Bergang dan berhasil menyerahkan bantuan kepada warga.
Kedatangan logistik ini bukan sekadar tentang makanan, melainkan tentang harapan. Ia menjadi bukti bahwa semua pihak secara terpadu berupaya membantu korban bencana.
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mendorong langkah cepat berbagai kampus, baik yang berada di wilayah terdampak maupun di luar daerah, dalam memberikan bantuan kesehatan, logistik, layanan darurat, hingga dukungan psikososial.
Kemdiktisaintek menegaskan bahwa kontribusi aktif perguruan tinggi menjadi fondasi penting dalam mempercepat pemulihan masyarakat terdampak bencana, sekaligus wujud nyata arah kebijakan Diktisaintek Berdampak di seluruh Indonesia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: