Beredar Beras Berlabel Cargo di Aceh, Petani Tukar dengan Cabai, Ini Faktanya!

Beredar Beras Berlabel Cargo di Aceh, Petani Tukar dengan Cabai, Ini Faktanya!

Dalam percakapan tersebut menyebut reje (kepala kampung) sangat antusias untuk membarter beras dengan cabai agar masyarakat di wilayahnya tetap bisa memakan nasi selama pasca bencana.-Tangkapan Layar-

BACA JUGA:Klasemen SEA Games 2025 Terbaru Sore ini: Indonesia Tambah Medali Emas, Segini Totalnya

BACA JUGA:Pramono Bakal Beri Bantuan bagi Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati

“Bukan cuma Ketol min, tapi Silih Nara juga, ada beberapa desa yang terlibat, reje kami sangat antusias dan gercep, supaya masyarakat kami tidak berjalan jauh ke luar untuk jalan kaki cari beras,” tulis percakapan tersebut.

“Salah satu reje kami yang paling antusias adalah reje dari desa Reremal kecamatan Silih Nara, kami sangat bangga dengan kerja keras dan antusias mereka, sebelumnya banyak yang tidak percaya bahwa beras yang kami konsumsi saat ini adalah beras yang di bawa langsung oleh pesawat dari Jakarta,” jelasnya.

“Ada beberapa desa yang tidak mau ikut campur bekerja sama dengan reje kami karena mereka tidak percaya bahwa reje kami dan beberapa reje yang ada di Silih Nara dan Ketol bisa membawa beras dari Jakarta/luar ke desa kami,” terangnya.

BACA JUGA:3 Link Cek Informasi Cuaca saat Libur Nataru 2026 dari BMKG, Lengkap Caranya!

BACA JUGA:Tak Ada Relokasi, Pramono Pastikan Pasar Induk Kramat Jati Langsung Direnovasi Pasca Kebakaran

“Dan beras yang mereka jual murni bukan beras bantuan, mereka juga membuat posko cabe, di wilayah Ketol, agar masyarakat Ketol tidak mengalami kerugian terlalu besar.

“Maka satu-satunta alternatif yang bisa dilakukan adalah melalui jalur udara, maka cabe dari wilayah kami diangkut oleh pesawat agar bisa di jual di luar, agar masyarakat tidak mengalami kerugian total. Jadi pesawat dari sini bawa cabe keluar, dan pesawat balik ke sini bawa beras,” lanjutnya.

“Memang banyak yang tidak percya, dan menganggap ini semua adalah bisnis, tapi sebanarnya ini adalah salah satu cara agar masyarakat kami tidak mengalami kerugian besar di waktu panen, dan masih bisa makan dengan beras,” tutup percakapan tersebut.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads