PP Tunas Jadi Upaya Komdigi Tunda Akses Anak ke Ruang Digital
tantangan tersebut semakin kompleks dengan hadirnya teknologi kecerdasan buatan (AI) yang membuat masyarakat semakin sulit membedakan informasi yang benar dan menyesatkan-Disway/Fajar Ilman-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menanggapi rendahnya sikap kritis masyarakat dalam menerima informasi, pentingnya peran orang tua dalam melindungi anak di ruang digital.
"Kami punya PP Tunas (Peraturan Pemerintah tentang Perlindungan Tunas Bangsa), bahwa anak tidak serta-merta masuk ranah digital. Kita perlu menunda dan menyesuaikan dengan risiko di ruang digital," jelasnya kata Kepala Badan Pengembangan SDM, Komdigi, Boni Pudjianto dalam acara Temu Nasional Pegiat Literasi Digital di Jakarta, Selasa 16 Desember 2025.
BACA JUGA:Terbaru Klasemen SEA Games 2025 Sore Ini, Indonesia Koleksi 193 Medali
BACA JUGA:Wuling Darion EV dan PHEV, MPV 7-Seater Nyaman dan Aman untuk Keluarga Indonesia
Kendati teknologi digital memberikan banyak manfaat, Ia mengingatkan bahwa ruang digital juga memiliki berbagai tantangan.
Ia menyebut maraknya hoaks, disinformasi, kejahatan siber, hingga eksploitasi data pribadi sebagai ancaman yang perlu diwaspadai.
Selain itu, Ia menyebut bahwa Transformasi digital yang melaju cepat jika diiringi kesiapan sosial masyarakat bisa berpotensi menjadi ancaman.
"Upaya penyebaran informasi tidak benar, hoaks, disinformasi, kejahatan siber, hingga eksploitasi data pribadi menjadi tantangan serius di ruang digital," pungkasnya.
BACA JUGA:Nonton Drama China Speed and Love Episode 1-29 Sub Indo, Chemistry Esther Yu dan He Yu Bikin Baper!
BACA JUGA:Bangkitkan Kepercayaan Publik, ASDP Raih Predikat Informatif KIP 2025 dengan Skor 94,92
Ia menambahkan, tantangan tersebut semakin kompleks dengan hadirnya teknologi kecerdasan buatan (AI) yang membuat masyarakat semakin sulit membedakan informasi yang benar dan menyesatkan.
Ia juga menyoroti pentingnya kesiapan teknologi pendukung dalam kondisi darurat, termasuk penyediaan energi alternatif agar sistem komunikasi tetap berjalan.
"Ke depan harus memiliki cakar bagaimana menyikapi saat bencana, mungkin pakai solar cell kombinasi, kalau ada sinar matahari, manakala ada BBM juga bisa masuk upaya energi," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: