Gerakan Ayah Mengambil Rapor Program BKKBN Tuai Pro dan Kontra, Netizen: Menabur Garam di Atas Luka Batin Anak

Gerakan Ayah Mengambil Rapor Program BKKBN Tuai Pro dan Kontra, Netizen: Menabur Garam di Atas Luka Batin Anak

Gerakan Ayah Mengambil Rapor Program BKKBN Tuai Pro dan Kontra, Netizen: Menabur Garam di Atas Luka Batin Anak.--Canva

JAKARTA, DISWAY.ID - Lewat inisiatif baru, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan Gerakan Ayah Mengambil Rapor.

Program tersebut untuk mendorong keterlibatan figur ayah dalam pendidikan anak yang selama ini sering kali dianggap sebagai “urusan ibu” semata.

Alih-alih mendapatkan sambutan hangat, gerakan ini justru memicu pro dan kontra di media sosial.

BACA JUGA:Dear Bapak-Bapak! Simak Aturan Gerakan Ayah Mengambil Rapor, Anak Korban Perceraian Juga Butuh Perhatian

Sebagian netizen menilai bahwa gerakan yang diluncurkan oleh BKKBN ini kurang peka terhadap realitas keluarga di Indonesia yang sesungguhnya.

Bahkan, ada yang menyebut gerakan ini seperti “menabur garam di atas luka batin anak,” terutama untuk mereka yang tumbuh dalam keluarga broken home, yatim atau mempunyai ayah namun kehadirannya hanya sebatas status.

Banyak orang tua tunggal yang berkomentar jika mereka kurang setuju dengan adanya “Gerakan Ayah Mengambil Rapor” tersebut.

“eperti menabur garam ke luka bathin anak yatim di indonesia, sehingga mereka merasa dikucilkan secara tidak langsung, dimana hati nurani kalian sehingga edaran pun muncul dimana perasaan kalian wahai BKKBN raport aja diurusin kasian kami dimana kemanusiaan kalian itu wahai kepala BKKBN mikir gak kalian secara tidak langsung melukai hati.” tulis salah satu netizen dalam komentar postingan BKKBN.

“Min ada program yang lebih baik & bagus ga? Kasian bgt ank² yg bpknya kerja jauh atau bahkan meninggal, bkin mental down euy,” ujar netizen.

BACA JUGA:Apa Itu Gerakan Ayah Mengambil Rapor ke Sekolah yang Diluncurkan BKKBN? Simak Informasinya

“Terimakasih sudah membuat program yang menyakiti hati anak yatim. terimakasih juga telah membuat adik dan ibu saya sedih,”

“Selamat malam min, tujuan awal program ini mungkin baik, salah satunya meningkatkan rasa kepedulian dan salah satu bentuk bounding ayah ke anak, namun tanpa mengurangi rasa hormat alangkah baiknya jika program ini dikoreksi dan dikaji kembali terkait kebijakan ini, karena tidak semua anak mempunyai sosok ayah, entah ayah yang sudah meninggal, ortu bercerai atau ayah yang kerja diluar kota. Anak yang tidak mempunyai sosok ayah mungkin akan merasa malu, minder atau bahkan merasa dikucilkan,” komentar netizen lainnya.

Apa Itu Gerakan Ayah Mengambil Rapor ke Sekolah?

Sebelumnya, diketahui bahwa Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga  atau BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) meluncurkan Gerakan Ayah Mengambil Rapor ke Sekolah atau GEMAR.

Gerakan ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Menteri Kemendukbangga/BKKBN Nomor 14 Tahun 2025 tentang Gerakan Anak ke Sekolah yang ditandatangani oleh Kepala BKKBN Wihaji pada 1 Desember 2025.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads