JAKARTA, DISWAY.ID - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin berikan tanggapan terkait pernyataan pakar hukum, Refly Harun.
Menurut Ali Ngabalin, Refly Harun masih memiliki rasa sakit hati sampai menyebut Presiden Jokowi takut kalah pamor dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Ali Ngabalin menyampaikan pendapatnya ini melalui unggahan di akun media sosial Twitter pribadinya yang bernama @AliNgabalinNew, pada 4 Mei 2022.
BACA JUGA:269.644 Kendaraan Masuk Jakarta, Dirlantas Polda Metro Jaya: Kemacetan Tak Terhindarkan
"Rupanya kawan ini sakit hati banget," ujar Ali Ngabalin, Rabu 4 Mei 2022.
"Ketahuilah wahai sang Profesor tidak ada yang bisa menghancurkan besi kecuali karatnya, tidak ada yang dapat menghancurkan seseorang kecuali pola pikirnya," sambungnya.
Ali Ngabalin pun merasa pernyataan Refly Harun ini dinilai kurang tepat, hingga ia menyinggung pakar hukum bersumbu pendek.
BACA JUGA:Diajak Adegan Syur dalam Serial Film Terbaru, Kim Cattrall: Malu Sama Anak
BACA JUGA:Kasus Hepatitis Akut Misterius, Begini Hasil Investigasi Kemenkes
"Bagaimana mungkin ada pakar hukum seperti kamu bersumbu pendek atau small and low mindset," pungkas Ali Ngabalin.
Dikutip dari FIN.co.id, sebelumnya Refly Harun menyoroti langkah Presiden Jokowi yang putuskan melakukan salat Idul Fitri di Gedung Agung Yogyakarta, ketimbang di Masjid Istiqlal Jakarta.
Sementara di sisi lain, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menggelar salat Idul Fitri di Jakarta International Stadium (JIS) yang diikuti oleh ribuan warga Jabodetabek.
Rupanya kawan ini sakit hati banget. Ketahuilah wahai sang Professor tdk ada yg bisa menghancurkan besi kecuali karatnya, tdk ada yg dpt menghancurkan seseorg kecuali pola pikirnya. Bagaimana mungkin ada pakar hukum seperti kamu bersumbu pendek atau Small and low mindset. pic.twitter.com/JCLDhhtIQ4
— Ali Mocthar Ngabalin (@AliNgabalinNew) May 4, 2022
BACA JUGA:Roy Suryo Tak Terima Hepatitis Misterius Dibuat Bisnis, Menkes Diminta Serius: Jangan Rakyat Diteror
BACA JUGA:Keren! Taman Anggrek Selesai Ditata, Menteri Basuki: Layak Jadi Tujuan Wiisata Edukasi