Dari beberapa keterangan yang disampaikannya, ternyata merupakan sebuah narasi yang memiliki kejanggalan.
Pernyataan paling diingat dari Kombes Pol Budhi Herdi adalah soal alat-alat bukti berupa CCTV yang disebutnya sudah rusak 2 minggu sebelum peristiwa tewasnya Brigadir J.
Tak berhenti sampai di situ, rangkaian kronologi yang disampaikannya cukup sistematis.
Setalah itu ia juga mengatakan saat peristiwa baku tembak Ferdy Sambo tengah melakukan tes PCR di luar rumah.
Tak kalah menarik adalah pernyataan bahwa Bharada E adalah seorang penembak jitu.
"Bharada E seorang polisi Ahli Vertical Rescue dan dia merupakan pelatih menembak di Resimen Brimob," ujar Kombes Pol Budhi Herdi.
Berikut beberapa keterangan yang sempat disampaikan kepada media;
BACA JUGA:Kapolsek Sukodono dan 4 Anak Buahnya 'Nggilani', Positif Sabu!
- CCTV sudah rusak sejak 2 minggu
- Brigadir J disebut melecehkan Putri Candrawathi di Duren Tiga
- Jeritan Putri Candrawathi membuat Bharada E merespon dan terjadi peristiwa polisi tembak polisi
- Brigadir J disebut menembak pertama kali kepada Bharada E
- Sebut Bharada E menembak Brigadir J sebagai bela diri
- Bharada E disebut sebagai Ahli Vertical Rescue dan pelatih menembak di Resimen Brimob
- Brigadir J disebut melepaskan 7 tembakan dan Bharada E 5 tembakan yang semuanya mengenai korban