JAKARTA, DISWAY.ID - Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto menyebut manajemen SDM Polri masih belum tertata dengan baik.
Hal tersebut mengakibatkan adanya kekosongan jabatan di Polda Metro Jaya.
Hal ini melihat dari kekosongan jabatan Wakil Direktur Kriminal Umum (Wadirkrimum) hingga Kasubdit di Polda Metro Jaya yang masih belum ada pengganti karena sejumlah pejabat mereka dicopot imbas ketidakprofesionalan dalam penanganan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Bambang mengatakan bahwa kekosongan jabatan yang begitu lama tentu akan mempengaruhi kinerja organisasi.
BACA JUGA:Kompetisi Basket Honda DBL Siap Cari Jagoan di Barat Jakarta
“Kalau pertimbangan pengisian jabatan itu profesional dan melalui merit system yang benar, harusnya slot jabatan yang kosong karena pencopotan pejabat lama bisa segera diisi dengan personel lain yang memiliki kompetensi, kapabilitas dan tak kalah penting adalah memiliki integritas,” tambah Bambang kepada wartawan, Selasa 20 September 2022.
Bambang juga mengatakan, dengan membiarkan slot tersebut kosong, artinya memang tak ada daftar yang memiliki kriteria, atau bisa jadi karena tidak ada merit system yang baik, belum ada pejabat yang masuk kriteria like or dislike dari pejabat Sumber Daya Manusia di tubuh Kepolisian Republik Indonesia (SDM) Polri.
Maih dengan Bambang, idealnya bagian SDM itu sudah punya daftar personel yang masuk kriteria.
BACA JUGA:Jelang Pemilu 2024, Kabareskrim : Jangan Ada Lagi Politik Agama, Penyebaran Berita Bohong...
BACA JUGA:Ratusan Butir Tramadol dan Hexymer Diamankan dari Tangan Penjual Obat di Sosial Media
Memang tidak juga bisa dilepaskan dari permintaan user (Polda Metro Jaya) tetapi slot kosong itu harus diisi, tak bisa harus menunggu personel yang diminta user.
Kalau user tak segera menentukan pilihan, SDM bisa langsung menunjuk personel untuk langsung mengisi kekosongan itu.
Sebelumnya diberitakan, Mabes Polri memutasi sembilan anggota Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Selatan yang diduga tidak profesional dalam penanganan kasus penembakan Brigadir J.