JAKARTA, DISWAY.ID – Kerusuhan yang terjadi di Pulau Rempang pada Kamis 7 September 2023, sebanyak 8 orang di tahan oleh pihak kepolisian.
Kerusuhan tersebut buntut dari sekelompok warga yang menolak rencana pengembangan dan ingin tetap menguasai lahan tersebut.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan menjelaskan juga jika Badan Pengusahaan (BP) Batam telah melakukan upaya musyawarah dengan warga setempat.
Pasca kerusuhan di Pulau Rempang, pemilik PT MEG diumbar warganet yang merupakan perusahan yang diberikan kuasa oleh BP Batam
Dalam postingan di akun twitter @SalamSantun_ ungkapkan jika bahwa pemilik sahan dari PT Makmur Elok Graha adalah Tomy Winata.
BACA JUGA:Dito Mahendra Ditangkap Polisi di Bali
BACA JUGA:Wow! Gresini Sudah 'Buka Pintu', Marc Marquez Tinggal Tanda Tangan Langsung Resmi Keluar dari Honda
PT MEG diberikan konsensi seluas 17.000 hektar Badan Pengusaha Batam atau PB Batam selama 80 tahun untuk menjadikan Kawasan Bisnis Eco City di Pulau Rempang – Pulau Galang.
Dalam memberikan konsensi seluas 17.000 hektar tersebut pihak KLHK juga melepas 7.650 hektar kawasan hutan untuk mensukseskan proyek tersebut.
Pemilihan PT MEG ini oleh BP Batam dikarenakan kemampuannya untuk menanamkan investasi Rp 381 triliun hingga 2080 mendatang.
Muhammad Rudi selaku Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam sekaligus Walikota Batam mengatakana bahwa di lokasi proyek tersbeut terdapat 16 kampung yang akan direlokasi.
Sedangkan Bahlil Lahadalia selaku Menteri Investasi Indonesia mengungkapkan bahwa proyek tersebut nantinya akan membanggun investasi dari hilirisasi pasir kuarsa dan pasir silica untuk pabrik kaca.
BACA JUGA:Tengkorak Ibu dan Anak di Depok Diautopsi, Polisi: Cari Penyebab Kematian Kedua
BACA JUGA:Kabar Baik Pilot Susi Air yang Disandera KKB Diungkap TNI: Akan Membahagiakan Kita Semua
“Pabrik ini merupakan yang terbesar setelah di China dan terbesar di luar China dengan investasi sebesar 11.5 miliar dolar Amerika,” ungkap Bahlil.