"'Sebelum saya masuk Islam saya berniat mau umrah, tapi umrah dengan cara jahiliyah. Sembah berhala, segala macam sambil tawaf. Apakah saya lanjutkan umrah saya'. Kata Nabi, 'Iya'.
"Tapi Nabi ajarkan talbiyah yang jauh dari syirik. Ringkas cerita dia pun pergi ke Mekkah, disambut orang-orang Mekkah, kemudian dia tawaf. Tapi dia menghilangkan kalimat syiriknya.
"Kan, orang Mekkah dulu tawaf, 'Labbaik Allahumma labbaik, labbaik kalla syarikallakal labaik, innal hamda, wa nikmata, lakawalmulk laa syarikalla'. Lalu ditambah dengan kalimat syirik, 'Ilaa syarik huwalak tamliku wamalak'.
"Artinya, 'Aku jawab dengan santun panggilanMu ya Allah, tidak ada sekutu bersamaMu, sesungguhnya puji-pujian, kenikmatan, kerajaan-kerajaan hanya untukMu, tidak ada sekutu bersamaMu'. Lalu mereka tambahkan, 'Kecuali sekutu yang Engkau Kuasai Engkau Miliki'.
BACA JUGA:Tentara Israel Kibarkan Bendera LGBT di Tanah Suci Palestina: Ini Mempermalukan Seluruh Negara Islam
"Ini tidak boleh, berarti Allah punya sekutu, nggak ada di sini. Maka dia hilangkan kalimat itu," terang penceramah yang fasih tentang kisah-kisah sahabat Nabi.
Ia melanjutkan, bahwa saat pemimpin suku Hanif ini mengaku kalau dia sudah masuk Islam, ia pun dipenjara.
Saat dipenjara, kepala suku ini lalu berkirim pesan agar orang-orang di suku Hanif memboikot makanan masuk Mekkah.
"Tokoh-tokoh Mekkah tanya dia, 'Kenapa kau hilangkan'. Dia bilang, 'Saya sudah masuk Islam'. Akhirnya dia dipenjara dia.
"Waktu dia dipenjara, ditahan orang-orang Quraisy, dia kirim pesan ke sukunya, boikot semua pangan yang masuk ke Mekkah.
"Waktu mereka nggak ada freezer, wadah untuk menyimpan makanan, kan. Maka makanan itu per hari atau per tiga hari banyak yang sudah rusak kalau tidak dimakan.
BACA JUGA:Belanda Digugat Organisasi Hak Asasi Manusia Karena Mengekspor Senjata Ke Israel
"Dalam tiga hari saja, Mekkah habis semuanya keboikot. Maka mereka [kafir Quraisy] pun minta maaf kepada orang ini," terang lagi Ustaz Khalid.
Ia kembali melanjutkan, orang-orang kafir Quraisy ini pun kelaparan selama beberapa hari tidak mendapat suplai makanan dari suku Hanif.
Akhirnya pimpinan suku Quraisy mengajukan diri untuk meminta maaf.
Tapi hebatnya, pemimpin suku Hanif ini meminta kepada kaum Quraisy untuk meminta izin kepada Nabi Muhammad di Madinah untuk mencabut hak boikot.