JAKARTA, DISWAY.ID-- Hotman Paris mengeluhkan lamanya proses penyelidikan kepolisian untuk mengungkap kasus dugaan pembunuhan santri berinisial AH di Pondok Pesantren di Tebo, Jambi.
Bahkan, Hotman Paris menyebut kasus kematian santri di Jambi tersebut sampai berjalan hingga 4 bulan lamanya. Padahal, semua bukti-bukti sudah diberikan dan belum adanya ketegasan hukum.
"Dari hasil autopsi kan sudah jelas ada bagian patah tulang dimana-mana. Berarti ada dugaan besar korban penganiayaan bukan tersengat listrik," ujar Hotman Paris saat ditemui di kawasan Kelapa Gading, Senin 18 Maret 2024.
BACA JUGA:Mudik Gratis 2024 Ludes, Begini Penjelasan Kemenhub Mengenai Kuota Tambahan
"Kok bisa penyidik belum menemukan pelakunya gitu loh," sambungnya.
Lebih lanjut, Hotman Paris mengaku kalau proses penyelidikan di Polres Tebu Jambi sudah tidak ada pergerakan.
Oleh karena itu, Hotman sampai meminta Kapolri dan jajaran Propam untuk turun tangan langsung.
"Ya iyalah saya minta tolong sama pak Kapolri dan jajaran Kadiv Propam, karena di Polres Tebu sudah tidak ada pergerakan karena katanya prosesnya sulit," ujar Hotman Paris.
"Sudah 4 bulan. Masa masih ada yang ngomong dari sana (Jambi) padahal autopsi mengatakan tulang dimana-mana patah," tuturnya.
Adapun alasan belum ditemukan pelaku dalam kasus dugaan pembunuhan santri diutarakan oleh Hotman Paris karena belum ada bukti yang cukup kuat.
"Ya dia bilang belum ada bukti," ujar Hotman Paris. (Hasyim Ashari)