BACA JUGA:Simak Rekomendasi Dokter Sebelum Naik Pesawat Bagi Pasien Riwayat Penyakit Jantung
Namun, Kepala Bandara Internasional Tribhuvan mengatakan, penilaian awal menunjukkan pesawat tersebut terbang ke arah yang salah.
“Saat lepas landas, ia berbelok ke kanan, [padahal] seharusnya berbelok ke kiri,” kata Niraula kepada BBC Nepali.
Rekaman kejadian menunjukkan pesawat miring di atas landasan sebelum jatuh ke tanah dan terbakar. Dengan cepat diselimuti api dan asap.
BACA JUGA:Pesawat TNI Ditembak OPM Papua, Gudang Logistik Ikut Jadi Sasaran
Mobil pemadam kebakaran dan ambulans dikerahkan ke lokasi setelah kejadian tersebut.
Sebanyak 17 dari mereka yang meninggal adalah warga Nepal, sementara satu orang adalah warga negara Yaman yang bekerja sebagai insinyur.
“Pesawat itu dijadwalkan menjalani perawatan selama satu bulan mulai Kamis… Tidak jelas mengapa pesawat itu jatuh,” kata kepala pemasaran Saurya Airlines, Mukesh Khanal, seperti dilaporkan kantor berita Reuters.
Bandara Kathmandu ditutup sementara setelah kecelakaan itu, namun dibuka kembali dalam beberapa jam, kata Reuters.
Saruya Airlines mengoperasikan penerbangan ke lima tujuan di Nepal, dengan armada tiga jet Bombardier CRJ-200, menurut situs web perusahaan.
BACA JUGA:Yaman Dihujani Rudal oleh Pesawat Tempur Amerika dan Inggris, Bandara Jadi Sasaran Utama
Balita berusia empat tahun tewas
Dikutip dari Hindustan Times, Otoritas penerbangan mengidentifikasi salah satu penumpang sebagai seorang anak bernama Adhiraj Sharma, yang merupakan putra Manu Raj Sharma, teknisi Saurya Airlines, lapor kantor berita PTI.
Istri Sharma, Priza Khatiwada dan putra mereka yang berusia empat tahun, Adhiraj, tewas dalam kecelakaan itu.
Pernyataan yang dikeluarkan pihak maskapai menyebutkan bahwa Priza dan putranya awalnya diidentifikasi sebagai karyawan perusahaan, namun kemudian terungkap bahwa mereka adalah penumpang.