JAKARTA, DISWAY.ID - Hingga saat ini, badai pemutusan hubungan kerja (PHK) masih terus melanda Indonesia. Dilansir dari data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), sudah ada sebanyak 32.064 pekerja yang menjadi korban PHK pada paruh pertama tahun 2024 ini.
Menurut keterangan Peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Muhammad Hanri, ada tiga sektor industri yang akan mengalami PHK pekerja paling besar.
Adapun tiga sektor industri yang terdampak PHK massal antara lain manufaktur, teknologi dan perbankan.
BACA JUGA:Operasi Sikat Jaya 2024 Ungkap 276 Kasus, Curanmor Hampir Setengahnya
"Beberapa sektor memang memiliki tingkat PHK yang lebih tinggi dari sektor lainnya," ujar Hanri dalam keterangan tertulis resminya pada Jumat 20 September 2024.
Menurut Hanri, tingginya angka PHK dari ketiga sektor tersebut disebabkan oleh beberapa faktor.
Salah satunya adalah faktor penurunan permintaan pasar internasional, yang menyebabkan menurunnya sektor industri manufaktur.
BACA JUGA:Kunjungi Posko Makan Gratis, Ridwan Kamil: Program Swadaya di Warakas Jadi Contoh
Hal ini juga didukung oleh data Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), yang menyebutkan bahwa ribuan pekerja di sektor tekstil dan garmen mengalami PHK sepanjang tahun 2022 dan 2023.
"Hal ini banyak terjadi di daerah-daerah pusat industri tekstil, seperti Jawa Barat," jelas Hanri.
Sementara itu menurut keterangan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kemenaker, Indah Anggoro Putri, tingkat PHK paling banyak terjadi di daerah Jawa Tengah, yang kemudian disusul oleh DKI Jakarta dan Banten.
BACA JUGA:Produk Audio Video Sharp Sajikan Pengalaman Memukau untuk Konsumen Setia
BACA JUGA:Profil Clara Shafira Krebs, Miss Universe Indonesia 2024