Memperkuat Ketahanan Komunitas

Senin 03-11-2025,10:54 WIB
Oleh: Reza Permana

Keempat konsensus ini adalah jangkar identitas kolektif bangsa, yang mampu membimbing kita dalam membangun kontra narasi yang tangguh terhadap paham intoleransi, radikalisme, dan kekerasan.

Pancasila merupakan benteng pertama. Nilai Ketuhanan yang Maha Esa menegaskan bahwa Indonesia berdiri di atas fondasi spiritualitas yang luhur, mengakui kebebasan setiap pemeluk agama untuk beribadah sesuai keyakinannya, dan menolak klaim kebenaran tunggal yang menyingkirkan yang lain. 

Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab menolak segala bentuk kekerasan yang mencederai martabat manusia. Nilai Persatuan Indonesia menjadi perisai dari fragmentasi identitas yang hendak diadu-domba.

Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan menegaskan bahwa keputusan politik harus dilandasi musyawarah, bukan paksaan.

Nilai Keadilan sosial mengingatkan bahwa narasi kebangsaan harus dibangun di atas keadilan yang merata, agar tidak memberi ruang bagi radikalisasi yang lahir dari jurang ketidakadilan.

BACA JUGA:Katalog Promo Indomaret Pekan Ini 3-9 November 2025, Detergent Cuci Baju Rinso-DAIA Mulai Rp13 Ribuan

BACA JUGA:Statistik Gila Erling Haaland, Siap Geser Rekor Legenda Alan Shearer: 1,25 Gol per Laga!

Konstitusi UUD 1945 memperkuat pilar ini dengan menegaskan perlindungan hak asasi manusia, kebebasan beragama, serta kewajiban negara menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam perspektif konstitusional, setiap bentuk ekstremisme yang mengingkari demokrasi, menolak supremasi hukum, atau mempromosikan kekerasan, merupakan pengkhianatan terhadap jiwa UUD 1945. Maka, menegakkan konstitusi berarti sekaligus membungkam narasi ekstremisme.

Selanjutnya, NKRI adalah wujud nyata dari sumpah sejarah kita untuk bersatu sebagai bangsa yang tidak mudah dipecah belah. Indonesia bukan negara agama yang menyingkirkan keberagaman, bukan pula federasi longgar yang rawan terpecah karena sentimen sempit.

NKRI harga mati adalah benteng ideologis yang melindungi bangsa dari upaya disintegrasi yang kerap diselubungi jargon ekstremisme. Dalam bingkai NKRI, keutuhan wilayah, persatuan politik, dan kedaulatan bangsa menjadi komitmen yang tak tergoyahkan.

Bhinneka Tunggal Ika akhirnya menutup pilar dengan pesannya yang agung: keberagaman adalah kekuatan, bukan kelemahan.

BACA JUGA:The Pharaoh Tegaskan Karier Belum Berakhir di Liverpool, Gol ke-250 Bawa Salah Sejajar dengan Dua Legenda The Reds

BACA JUGA:Jadwal Ganjil Genap Jakarta Hari Ini 3 November 2025 di 25 Ruas Jalan, Hati-Hati Jangan Melanggar

Di tengah derasnya arus globalisasi, perbedaan suku, agama, budaya, dan bahasa justru menjadi modal besar membangun daya saing bangsa.

Kontra narasi terhadap ekstremisme harus menegaskan bahwa pluralitas adalah anugerah yang memperkaya peradaban Indonesia, bukan celah untuk perpecahan.

Kategori :

Terkait

Senin 03-11-2025,10:54 WIB

Memperkuat Ketahanan Komunitas