Memperkuat Ketahanan Komunitas

Senin 03-11-2025,10:54 WIB
Oleh: Reza Permana

Inilah wajah ancaman non-tradisional yang membaur dengan dimensi tradisional geopolitik, membentuk lingkungan strategis yang tidak pasti.

Bagi Indonesia, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan rumah bagi ratusan etnis serta ratusan juta umat beragama, menjaga ketahanan nasional dari ancaman ekstremisme merupakan prasyarat mutlak bagi kokohnya kebangsaan kita. 

Bila kita lengah, maka bukan saja persatuan bangsa yang terancam, melainkan juga kedaulatan dan kehormatan kita di mata dunia.

Sebaliknya, bila kita tangguh dalam menghadapi badai geopolitik dan ekstremisme transnasional, maka Indonesia akan berdiri kokoh sebagai mercusuar perdamaian, pusat toleransi, dan pemimpin moral dunia yang dihormati.

Salah satu strategi yang harus kita dorong adalah memperkuat ketahanan komunitas. Ketahanan komunitas adalah fondasi ketahanan nasional yang tak tergantikan, karena ia mencerminkan kekuatan sejati suatu bangsa dalam menghadapi krisis.

Sebuah komunitas yang resilien tidak hanya mampu bertahan ketika diterpa badai persoalan, melainkan juga beradaptasi secara kreatif dan bangkit lebih kuat dengan semangat kebersamaan. 

BACA JUGA:Bahaya Cessium-137 di Cikande: Butuh 70 Hari untuk Bersihkan Radiasi dari Tubuh, Obatnya Ternyata Langka!

BACA JUGA:Musim Hujan Datang, DBD Bebani BPJS Rp4,5 Juta per Pasien, Lindungi dengan Vaksin!

Ketahanan komunitas berfungsi sebagai benteng lapis pertama yang melindungi masyarakat dari penetrasi ideologi kekerasan yang berusaha merusak kohesi sosial.

Ketika lapisan ini rapuh, maka kerentanan bangsa akan semakin terbuka, dan ketahanan nasional pun terancam runtuh dari dalam.

Kita memiliki kearifan lokal (local wisdom) yang kaya untuk memperkuat ketahanan komunitas tersebut. Komunitas di sini, bukan semata-mata aspek kewilayahan seperti daerah, tetapi juga civil society berbasis keagamaan, budaya, pendidikan, dan kelompok strategis yang berbasis pada masyarakat.

Komunitas-komunitas ini berakar pada tradisi dan memiliki kearifan lokal untuk memperkuat kohesi sosial dalam komunitasnya.  

Kearifan lokal dalam komunitas yang menjadi warisan budaya yang positif bagi kelompok komunitasnya, bukan hanya menciptakan harmoni sosial dalam menjaga relasi yang guyub dalam masyarakat, tetapi juga menciptakan keselarasan dengan lingkungan alam sekitarnya.

Semangat gotong royong yang sudah menjadi spirit dalam kehidupan sosial masyarakat merupakan nilai luhur yang telah diwariskan secara temurun. 

BACA JUGA:Beras Befood Resmi Dijual, Ini Perbedaan Utama dengan SPHP dari Bulog!

BACA JUGA:Jaga Pasokan Energi untuk Masyarakat, Pertamina Patra Niaga Penuhi Permintaan Pasokan BBM Untuk SPBU BP-AKR

Kategori :

Terkait

Senin 03-11-2025,10:54 WIB

Memperkuat Ketahanan Komunitas