Ritual Kendi di IKN Nusantara Dianggap Berbau Syirik, Gubernur Sumbar: di Mana Pelanggaran Tauhidnya?

Ritual Kendi di IKN Nusantara Dianggap Berbau Syirik, Gubernur Sumbar: di Mana Pelanggaran Tauhidnya?

Presiden Jokowi melakukan ritual kendi, memasukkan air dan tanah dari masing-masing provinsi yang dibawa Gubernur.--Radar Cirebon

BACA JUGA:Amburadul Dihantam Covid-19, Bagaimana Cara Kemendikbudristek Membangun Kembali Pendidikan Pascapandemi?

Mahyeldi melanjutkan, saat pidato Presiden Jokowi menyampaikan air dan tanah dari 34 provinsi itu untuk kebhinekaan.

Mahyeldi  merasa tidak tahu bagian mana yang melanggar tauhid.

Katanya, masyarakat Kalimantan Timur dikenal sangat religius, begitupun dengan Gubernurnya Islan Noor yang beragama Islam.

“Saya tidak tahu di mana melanggar tauhidnya?” tanya Mahyeldi.

BACA JUGA:Hasil Mitigasi BMKG Ternyata Gempa Sukabumi Berdekatan Sumber Gempa Tahun 2009, Hiposenter Relatif Dalam

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar menyesalkan sikap Mahyeldi yang ikut membawa air dan tanah untuk ritual kendi IKN di Kalimantan Timur.

Ketua Umum MUI Sumbar Gusrizal Gazahar tidak setuju dengan ritual yang dilakukan presiden tersebut.

Menurut Gusrizal, ritual kendi tersebut mengandung unsur keyakinan yang tidak ada dalam aqidah tauhid.

Ritual kendi itu pun tidak bisa diterima dengan dalih simbolis apapun atau alasan rasional lainnnya.

BACA JUGA:Buruan Daftar, Pendaftaran Beasiswa Santri Berprestasi Dibuka Hari Ini

“Jelas sekali ritual itu memiliki landasan keyakinan yang bukan Islam,” ujarnya.  

Gusrizal khawatir, masyarakat awam akan meniru ritual seperti ini. Dia juga mengingatkan Mahyeldi untuk tetap berkomitmen menjaga filosofi adat Minangkabau, Adat Basandi Syarak dan Syarak Basandi Kitabullah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: