NATO ke Rusia: Akan Ada Ancaman Besar Jika Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina

NATO ke Rusia: Akan Ada Ancaman Besar Jika Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina

JAKARTA, DISWAY.ID - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menanggapi terkait pernyataan Rusia yang akan menggunakan senjata nuklir jika merasa terancam. 

Menurutnya, jika Rusia benar menggunakan senjata kimia di Ukraina, tentu akan ada tanggapan militer Barat. 

"Itu akan memicu tanggapan yang sama," ujar Biden, dikutip dari VOA, Sabtu 26 Maret 2022.

Saat ditanyai mengenai tindakan NATO yang akan menyeberang ke Ukraina untuk melawan Rusia, Biden mengatakan bahwa hal itu masih dalam pembicaraan.

BACA JUGA:Pemerintah Indonesia Tentukan Sikap Terkait Konflik Rusia-Ukraina, Seperti Apa?

Selain itu, Biden juga tengah membahas terkait Rusia harus dikeluarkan dari kelompok G20 dan Ukraina harus diizinkan untuk menghadiri pertemuan G20.

Biden mengkonfirmasi masalah itu diangkat selama pertemuannya dengan para pemimpin dunia lainnya pada Kamis 24 Maret 2022, menandai satu bulan sejak Rusia menginvasi Ukraina.

Pada konferensi persnya, Biden juga mengumumkan bahwa AS memberikan bantuan kemanusiaan sebesar $1 miliar lebih untuk Ukraina.

BACA JUGA:Heboh! Oknum Polisi Ngantor Telanjang Kendarai Motor, Polres Buleleng: Dia Memang Anggota Kami

"AS memberikan bantuan kemanusiaan lebih dari $1 miliar untuk membantu bagi jutaan warga Ukraina yang terkena dampak perang di Ukraina," ujar Biden.

"Dengan fokus pada menyatukan kembali keluarga, AS akan menyambut 100.000 warga Ukraina dan menginvestasikan $320 juta untuk mendukung ketahanan demokratis dan membela hak asasi manusia di Ukraina dan negara-negara tetangga," sambungnya.

BACA JUGA:Kementerian ESDM Terus Pantau Perkembangan dan Dampak Kenaikan Harga Minyak Dunia

NATO juga mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan kemampuannya setelah seruan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta para pemimpin organisasi tersebut untuk memberikan lebih banyak persenjataan ke negaranya.

"Pernyataan dari Gedung Putih pada Kamis 24 Maret 2022 mengatakan bahwa mereka akan mengembangkan rencana untuk pasukan tambahan dan memperkuat pertahanan NATO," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: