Wilayah Pusat

Wilayah Pusat

--

TENTU saya ke IKN Malaysia baru yang sudah lama: Putrajaya. Yakni sebelum saya bertemu Anwar Ibrahim di Petaling Jaya. 

Di IKN Putrajaya sudah lebih banyak bangunan baru. Tapi belum sampai. Membuat saya pangling. Berarti konsep lamanya masih terjaga.

Memang sudah 15 tahun saya tidak ke Putrajaya. Setiap kali ke Kuala Lumpur selalu tidak punya waktu ke situ. Kali ini harus. Mumpung lagi demam IKN.

Kali pertama ke Putrajaya sewaktu perdana menteri Malaysia masih dijabat Yang Amat Berbahagia Tun Datuk Abdullah Ahmad Badawi. Saya bertemu beliau. Bersama para direksi grup media yang saya pimpin.

Waktu itu beliau baru saja berduka: istri meninggal akibat kanker. Tak lama kemudian saya dengar berita beliau kawin dengan mantan istri adik almarhumah.

Beliau dianggap lemah sebagai pengganti Mahathir Mohamad. Maka cukup satu periode. Mahathir menyesal mendukungnya. Mahathir dengan UMNO-nya lantas mendukung Najib Razak. Yang muda. Dinamis. Putra salah satu pendiri Malaysia. Jadilah Najib pengganti Badawi.

Ternyata Mahathir menyesal lagi. Lebih-lebih pula penyesalannya. Sampai Mahathir ikut memelopori menurunkannya dari pemerintahan.

Kantor perdana menteri itu masih sama dengan ketika saya ke sana. Masjid besarnya juga masih sama: kini sedang dilakukan perawatan kubahnya. 

Kali ini saya keliling lebih lama di Putrajaya. Ke taman di belakang kantor perdana menteri itu. Luas sekali. Rindang. Indah. Tertata. Rapi. Bersih. Terawat.

Kantor perdana menteri itu sendiri berdiri di ujung jalan utama Putrajaya. Yakni sebuah jalan sangat lebar. Dua arah. Di tengahnya dibangun jalur hijau yang juga lebar. Jalur hijaunya saja sekitar 30 meter.

Jalan utama itu lurus. Panjangnya sekitar 3 Km. Dari jarak 3 Km itu, kantor perdana menteri terlihat megah di ujung sana.

Di sepanjang jalan utama inilah kantor-kantor kementerian berada. Juga gedung Mahkamah Agung.

Sedang di ujung jalan lainnya berdiri bangunan megah: International Convention Center. Dari kantor perdana menteri gedung convention terlihat megah di ujung sana. Demikian juga sebaliknya.

Yang membuat IKN ini lebih indah adalah danau-danaunya. Semuanya danau buatan. Untuk menyerap udara panas Putrajaya. Ada satu danau yang dibuat menggelang. Sehingga terbentuk pulau di tengahnya.

Danau-danau itu juga terawat. Jernih. Bentuknya indah. Apalagi ada jembatan modern yang cantik di atas-atasnya.

Jumlah penduduk IKN Putrajaya  memang dibatasi. Sekarang hanya 100.000 orang. Meski indah rasanya kurang enak untuk tempat tinggal: ibarat pohon, daunnya lebat buahnya jarang. Membosankan.

Padahal Putrajaya hanya sekitar 50 Km dari Kuala Lumpur.

Padahal ibu kota itu sudah berusia 20 tahun.

Padahal hanya lima menit dari pintu tol jurusan Kuala Lumpur bandara internasional Sepang.

Seperti juga IKN Nusantara, Putrajaya pernah terganjal krisis. Nusantara oleh Covid-19. Putrajaya oleh krismon 1998.

Keputusan membangun IKN memang baru diambil diambil tahun 1995. Oleh Mahathir Mohamad yang punya kekuasaan mutlak. 

Biar pun krismon, pembangunan jalan terus. Oleh kontraktor Malaysia sendiri. Tidak boleh ada kontraktor asing. Seluruh bahan bangunan pun harus dari Malaysia. Material asing dibatasi hanya boleh 10 persen.

Maka di tahun 2003, pemerintah pusat sudah pindah ke Putrajaya. Sedang menurut undang-undang dasar Malaysia, ibu kota negara tetap Kuala Lumpur. Rupanya UUD tidak harus diubah. Toh Yang Dipertuan Agung Raja Malaysia tetap di Kuala Lumpur.

Seperti juga Nusantara, pilihan lokasi IKN waktu itu tidak hanya satu. Di babak finalnya ada dua pilihan: di daerah Perang Besar (Selangor) atau di Janda Baik (Pahang).

Kalau di Perang Besar letaknya dekat dengan KL. Kalau di Janda Baik juga tidak jauh. Juga hanya 50 Km. Yakni di antara KL dengan dataran tinggi Genting –pusat perjudian saat itu.

Kini Janda Baik tetap sebagai kota kecil. Tempat para penggemar sepeda naik turun di dataran tingginya. 

Keputusan di Perang Besar diambil setelah Sultan Selangor mau merelakan kawasannya dimiliki pemerintah pusat. Maka jadilah IKN di Perang Besar. Lalu diubah namanya jadi Putrajaya.

Putrajaya adalah kota baru yang ketiga di Kuala Lumpur. Jauh sebelum itu, 1974, dibangunlah kota baru pertama: Syah Alam. Yakni sebagai ibu kota negara bagian Selangor yang baru. Itu lantaran Kuala Lumpur –ibu kota Selangor lama– diresmikan menjadi wilayah federal.

Dengan demikian KL bukan lagi wilayah Selangor. Ibu kota negara haruslah di wilayah federal. 

Ternyata 40 tahun kemudian IKN Malaysia pindah ke Putrajaya. Tanpa mencabut status wilayah federal Kuala Lumpur. Justru Selangor yang harus kembali menyerahkan sebagian wilayahnya ke pusat. Untuk menjadi wilayah federal yang baru: Putrajaya.

Kaltim pun mestinya juga demikian: harus menyerahkan kawasan Nusantara ke pemerintah pusat. Tanpa harus barter dengan wilayah lama ibu kota. 

Juga tanpa harus mempersoalkan apakah wilayah Jakarta tetap menjadi milik pusat.

Selama ini, apakah Jakarta wilayah Pusat?

Mungkin kita harus bertanya kepada Iwan Fals.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Malu Apa

Parikesit Riau
Pepatah : "Terjepit hendak di atas, terkurung hendak di luar", itu mirip2 peribahasa Riau : "Ikan indak sadar di air". Orang Jawa juga sering bilang : "Ora gelem nggrayangi jithok, ra gelem ngoco, nyrimpeti laku". Hehe...

DeniK
Golkar jaman now. Ke atas tak berpucuk. Ke bawah tak berakar. Pokok mati di tengah tengah. Kehilangan ruh sebagai partai politik.

Ujang Wawa
Posisi Pa Anwar itu mirip peribahasa, lebih baik mati terjepit daripada hidup tergantung, seri IKN dimulai dengan IKN Tiongkok dan tamat gara-gara diveto sama IKN Negeri Jiran, seri berikutnya apa ya

Dedi Juliadi
Semburit itu di semburkan ke dalam burit, burit itu pantat. Di Malaysia mau jadi PM harus jadi anggota DPR dulu, apakah nantinya di Indonesia mau jadi Presiden harus Jadi Gubernur DKI dulu?

Pakdhe joyo Kertomas
Abah itu selalu pake filosofi sambil menyelam nangkap ikan. Ke malaysia jangan 2 ambil gelar Prof. Setelah beliau membahas ttg migor. Termasuk membahas larangan ekspor migor. Univ di malaysia layak memberi gelar prof HC.... Mirip HC anderson. Ha.... Ha... .yen nulis soale guayeng. Enak diwoco dan gratis.... 

A Muchtar Zein
Pakatan harapan adalah Koalisi yang dinahkodai Dato Sri Anwar Ibrahim, yang memenangkan pemilu pada tahun 2018 lalu dengan dukungan penuh Tun Mahathir. Koalisi ini gagal memimpin Malaysia karena banyak kontroversi dan perpecahan dalam kalangan Koalisi sendiri, Seperti PKR dengan Amanah dan DAP yang di dominasi orang Cina. Diantara faktor kegagalan mereka: 1. Isu ekonomi yang tidak kunjung membaik. 2. Gagal dan belum bisa membuktikan mega korupsi Dato Seri Najib dan 1MDB 3. Isu ratifikasi ICERD dan Statut Rom 4. Isu pengenalan tulisan Jawi 5. Kematian seorang pemadam kebakaran dalam konflik etnis. Semua faktor ini menyebabkan legitimasi pakatan harapan kehilangan pamornya dan tidak disukai oleh mayoritas rakyat Malaysia. 

thamrindahlan
Mistery no name no picture versi disway again and again never ending. Good Job Mr Admin

No Name
Si Ipin upin Malaysia canda ceria / Indonesia gembira ucrit usro unyil / Butuh pemimpin berjiwa ksatria / Amanah setia membela orang kecil / Salamsalaman 

Wawan Wibowo
Bosku malu apa?, Malulah saat tidak berkuasa. Berkuasa itu enak lho. Kalau bisa dari ketua umum sampai bendahara diisi keluarga semua, lha lingkar luar dapat apa?, tenaaang, dapat jabatan sbgai anggota partai. 

bagus aryo sutikno
Bli Leong ingatnya cuma terjepit di pangkal kaki. Terkurung di belahan dada. Hahahahaha... 

Sri Wasono Widodo
Perbedaan utama Golkar dengan UMNO adalah, UMNO kuningnya tetap bulat sedangkan Golkar sudah terpecah menjadi banyak partai. Ada Nasdem, Gerindra dan Hanura. Di Indonesia juga ada kecenderungan ketika sesorang gagal menjadi ketua umum cenderung mendirikan partai baru. Sedangkan di Malaysia yang berganti adalah koalisinya. Lebih menarik mencermati perkembangan penemuan Aryanto Misel, warga Cirebon yang berhasil menemukan bahan bakar dari air yang jika berkembang terus akan mengguncangkan mafia sawit dan kerajaan Elon Musk.

Purnomo Inzaghi
Lho cerita IKN terhenti di seri ke lima, berarti point ketiga dan keempat kesimpulan saya sementara saya simpan dulu..hehe. Dari IKN ke perpolitikan negeri jiran ibarat ganti dari pelajaran fisika ke pelajaran geografi, harus isi otak dulu untuk komen. Prime minister in waiting list, memang pas banget buat Pak Anwar Ibrahim...bayangkan saja begitu sabar beliau menunggu dari tahun 90 an sampai sekarang, tak juga terealisasi. Pak cik Anwar pernah tampil di televisi Indonesia dan bercerita betapa ia dekat dgn Indonesia, konon pernah tinggal beberapa waktu di Indonesia, tutur kata beliau tenang khas politisi senior. Ternyata intrik politik di Malaysia tak jauh beda dengan Indonesia, entah lah apa di sana juga ada cebong dan kampret.

Mirza Mirwan
Itulah, Bung Jokosp Sp. Nobody's perfect. Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Bu Mega, Pak SBY dan Pak Jokowi, semuanya hanya manusia biasa. Di samping kelebihannya, masing-masing punya kekurangan juga. Ketika Pak Harto berada di puncak kejayaannya, saya ogah diajak ikut apel kebulatan tekad. Tetapi ketika beliau jatuh, dan orang-orang menistakannya, saya justru membelanya. Yang membuat Pak Harto bisa berkuasa hingga 32 tahun bukan Pak Harto sendiri, melainkan para pendukung 'die hard'-nya. Mereka inilah yg layak untuk mendapatkan sumpah serapah.

Juve Zhang
Om Marcos lebih "pintar" dalam memboyong US dolar ke luar Philipina , beliau pake cara CASH dalam ber koper koper ,ber peti peti, sampai jadi perhatian wartawan di Hongkong, yang celaka yang ttansfer via bank , Federal Reserve Amriki bisa melacak mudah transferan Milyaran Dolar. Yang lebih celaka Rakyat yg gak punya duit di tabungan nya ,apa yang mau di transfer?.wkwkwk. surga tempat nya bagi rakyat jujur tapi gak punya tabungan. Om Marcos munghkin sedang putar putar bumi, mars, uranus, saturnus, sampai pluto agaknya perlu bantuan GPS Garmin yang 6G terbaru. Wkwkwkwkwk

sinung nugroho
Agak tidak biasa Pak Mirza "menimpakan kesalahan seseorang ke orang lain (walau dari bapak ke anak), yg menurut saya tidak adil. Kesalahan seseorang menjadi tanggung jawabnya sendiri, tdk boleh ditimpakan ke anak. Namun saya senang di kalimat terakhir Pak Mirza masih berharap/berdoa utk kebaikan si anak. Salam

Mirza Mirwan
Ferdinand Marcos Jr (64) memenangi pilpres Fillipina kemarin. Memang belum hasil resmi. Tetapi hingga 80% suara dihitung Bongbong Marcos, panggilan akrabnya, sudah meraup lebih dari 25 juta suara. Dua kali lipat dari suara yang diraih saingan terdekatnya, Leni Lobredo, wapres petahana -- Manny Pacquiao kalah telah, malah. Aneh juga, memang, kenapa anak seorang kleptokrat-yang-sohor-di-seantero-jagat, Ferdinand Marcos Sr, yang terpaksa ngacir ke Amerika gegara tekanan rakyat yang dipelopori seorang Corazon Aquino, bisa memenangi pilpres. Apakah pemilih di sana mengidap "amnesia sosial", sehingga lupa betapa rakus dan kejinya ayah Bongbong dulu itu? Atau mungkinkah faktor partai politiknya, Partido Federal ng Pilipinas, yang jadi penyebabnya? Penyebabnya, barangkali, karena mayoritas pemilih berusia kurang dari 40 tahun. Mereka tidak mengalami zaman ayah Bongbong berkuasa, atau masih balita. Bandingkan dengan di Indonesia. Selang 12 tahun setelah Marcos ngacir, Pak Harto terpaksa lengser -- karena, seperti Marcos, sudah tak ada dukungan dari militer. Saat-saat itu hampir setiap 10 orang sekurang-kurangnya ada 3-4 orang yang menyebut nama Pak Harto dengan sinis. Bahkan mereka yang belasan tahun sebelumnya aktif menggalang apel kebulatan tekad mendukung Pak Harto tiap menjelang SU-MPR. Bagaimana sekarang? Tanyakan kepada orang yang dalam komentarnya selalu memuji-muji Pak Harto. Semoga Bongbong tidak mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan ayahnya dulu.

omami clan
Malu dong min Kok bisa no name, replay malah bernama Mbuh lah

PAK MAHATHIR (MALAYSIA) DAN PAK LEE KUAN YEW (SINGAPORE) Konon dulunya, kedua mereka itu sukses memimpin negara karena belajar dari pak Harto dan Golkar. Cuma belajarnya belum tuntas dan tidak berlanjut. Mungkin perlu belajar Bab 2 nya. Dan seterusnya.. Dari mentor penerus pak Harto dan Golkar (baru).. He he..

Pryadi Satriana
Baru kemarin bilang: IYA BENAR Tuhan tidak perlu dibela. Islam tidak perlu dibela. Sekarang bilang Buya Syafii pas "Islam dihina nggak ada suara." Buya Syafii menegakkan Islam dg buah pikiran, perkataan, dan perbuatan beliau. Kamu, KS, memalukan Islam dg mengumbar fitnah di sana-sini. Nggak nyadar?

Juve Zhang
FDI adalah urat nadi perekonomian Negara, begitu putus, lesulah putaran ekonomi Negara, Pak Jokowi sangat hebat merayu Hyundai buka pabrik di Kerawang, juga ada kawasan industri di Jateng yg tanah BUMN khusus buat Investor skala gede ,diberi bebas sewa lahan 7 tahun, ada tax holiday sekian tahun. Sekelas Tiongkok saja menyambut Investor kakapnya Elon Musk yg bangun pabrik tesla di Shanghai, sampai PL Lee Keqiang menyambut duduk sejajar dengan EM layaknya PM sebuah negara. Jepang, Amerika, sangat sulit menarik FDI maka ekonominya landai landai saja, cetak duit nya yang diperbesar. Secara umum negara yg tidak menarik buat investor umumnya ekonomi nya landai atau menurun seperti Malaysia, yang ekonominya menurun . Semoga Presiden kedepan sama dengan pak Jikowi atau minimal memahami pentingnya investor mancanegara masuk ke Indonesia.

Komentator Spesialis
Apakah UMNO dipilih karena berhasil menstabilkan harga minyak goreng, BBM dan gas ? 

Dahlan Tondinta
Mandailing saja, tak pakai Batak. Buyut Saifuddin saat migrasi dari Mandailing ke Semenanjung era 1800-an belum pernah mendengar kata Batak.

Johannes Kitono
Ternyata partai UMNO sudah berubah jadi Partai MALU APA. Menghalalkan semua cara untuk mencapai tujuannya. Persaingan politik di kalangan elite Melayu terkadang kelewatan.Anwar Ibrahim yang punya isteri cantik dituduh Semburit atau Sodomi. Tuduhan itu selain sangat memalukan juga menurunkan martabat Anwar Ibrahim sebagai laki laki. Apalagi kalau kalau beliau juga termasuk penggemar Kopi Tongkat Ali. Ini ada tip buat pembaca supaya terhindar jadi korban Sodomi. Kalau ada laki laki yang jalannya melambai sambil tersenyum mendekati anda. Jangan takut dan tidak perlu marah. Dengan pelan sampaikan kepada ybs : " Maaf Mas, sudah 2 ( dua ) hari berturut turut saya makan Nasi Padang dengan sambal yang pedas sekali ". Percayalah si Mas Melambai dengan senyum kecut pasti meninggalkan anda, calon mangsanya. Ternyata konsumsi cabek pedas adalah senjata pamungkas yang ditakuti para pelaku Sodomi.Silahkan dicoba !!!

Mirza Mirwan
Kayaknya Pak DI harus menyaksikan langsung debat Anwar Ibrahim vs Najib Razak yang akan digelar di Matic -- Malaysia Tourism Center -- Kuala Lumpur, Kamis lusa. Jadi untuk bahan tulisan lebih akurat, karena melihat langsung -- bukan dari pemberitaan. Dalam bayangan saya, kayaknya Najib bakal termehek-mehek bersilat lidah menghadapi Anwar yang sudah terbiasa dengan ajang debat saat umurnya baru 20-an. Tapi, eh, jangan-jangan Pak DI keburu terbang ke Tiongkok. Soalnya, kata angin lalu, udah mendapat visa dari Kedubes Tiongkok di Singapura, sih. Dalam kurung: kira-kira aja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 149

  • JIM vsp
    JIM vsp
  • JIM vsp
    JIM vsp
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
  • iskandar zulkarnain
    iskandar zulkarnain
  • iskandar zulkarnain
    iskandar zulkarnain
  • Tom Hardy
    Tom Hardy
    • sinung nugroho
      sinung nugroho
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Leong putu
      Leong putu
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
  • Er Gham
    Er Gham
  • Leong putu
    Leong putu
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Liam Then
    Liam Then
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • LiangYangAn 梁楊安
      LiangYangAn 梁楊安
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • sinung nugroho
      sinung nugroho
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
  • DeniK
    DeniK
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
  • Dahlan Tondinta
    Dahlan Tondinta
    • Liam Then
      Liam Then
    • Tom Hardy
      Tom Hardy
  • Muchammad Lutfi Asyari
    Muchammad Lutfi Asyari
    • Leong putu
      Leong putu
  • Tom Hardy
    Tom Hardy
  • Sri Wasono Widodo
    Sri Wasono Widodo
  • Tom Hardy
    Tom Hardy
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Liam Then
      Liam Then
    • Er Gham
      Er Gham
  • Akagami Shanks
    Akagami Shanks
  • Lukman bin Saleh
    Lukman bin Saleh
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
    • bitrik sulaiman
      bitrik sulaiman
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Akagami Shanks
      Akagami Shanks
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
  • Hardiyanto Prasetiyo
    Hardiyanto Prasetiyo
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Hardiyanto Prasetiyo
      Hardiyanto Prasetiyo
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • LiangYangAn 梁楊安
    LiangYangAn 梁楊安
  • LiangYangAn 梁楊安
    LiangYangAn 梁楊安
  • LiangYangAn 梁楊安
    LiangYangAn 梁楊安
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
  • Sastra Boenyamin
    Sastra Boenyamin
  • Sastra Boenyamin
    Sastra Boenyamin
  • Sastra Boenyamin
    Sastra Boenyamin
  • Sastra Boenyamin
    Sastra Boenyamin
  • Sastra Boenyamin
    Sastra Boenyamin
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • DeniK
      DeniK
  • Agus Munif
    Agus Munif
  • donwori
    donwori
  • murtadho yulian
    murtadho yulian
  • Wawan Wibowo
    Wawan Wibowo
  • Ardi Suhamto
    Ardi Suhamto
  • bagus aryo sutikno
    bagus aryo sutikno
  • Dennika T. G
    Dennika T. G
  • Sukaratu Garden
    Sukaratu Garden
  • Mito Sumito Hardjo
    Mito Sumito Hardjo
  • Mito Sumito Hardjo
    Mito Sumito Hardjo
    • Liam Then
      Liam Then
  • Leong putu
    Leong putu
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Abu Abu
      Abu Abu
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • Legeg Sunda
      Legeg Sunda
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Leong putu
      Leong putu
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
  • Rachmat Yu
    Rachmat Yu
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
  • Nurkholis Marwanto
    Nurkholis Marwanto
  • Nurkholis Marwanto
    Nurkholis Marwanto
    • Abu Abu
      Abu Abu
  • anas darajat
    anas darajat
  • Muin TV
    Muin TV
  • bagus aryo sutikno
    bagus aryo sutikno
  • Teguh Wibowo
    Teguh Wibowo
    • Abu Abu
      Abu Abu
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
    • Abu Abu
      Abu Abu
    • thamrindahlan
      thamrindahlan
    • Jo Neka
      Jo Neka
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
    • Abu Abu
      Abu Abu
  • Yulianto Anfa
    Yulianto Anfa
  • Dedi Juliadi
    Dedi Juliadi
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • Nugroho Dwis Sugiharto
    Nugroho Dwis Sugiharto
  • Dahlan Tampubolon
    Dahlan Tampubolon
  • rid kc
    rid kc
  • Er Gham
    Er Gham
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Otong Sutisna
    Otong Sutisna
    • Leong putu
      Leong putu
  • Abu Abu
    Abu Abu
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain

Berita Terkait