Jurnalis Al Jazeera Tewas Ditembak Tentara Israel, Kemenlu Lontarkan Kecaman Keras

JAKARTA, DISWAY.ID - Insiden Penembakan jurnalis senior Al Jazeera, Shireen Abu Akleh (51) yang sedang bertugas melakukan peliputan di tepi barat Palestina, meninggalkan duka mendalam. 

Tak hanya Shireen Abu Akleh, wartawan Palestina lainnya, Ali al-Samoudi juga mendapatkan tembakan pada bagian punggungya namun nyawanya masih berhasil diselamatkan.

Menanggapi peristiwa itu, Kementerian Luar Negeri RI mengecam keras tragedi meninggalnya jurnalis media Al Jazeera Shireen Abu Akleh.

"Indonesia sangat mengecam keras tragedi terbunuhnya jurnalis veteran Al Jazeera Shireen Abu Akleh di Tepi Barat Palestina. Terlebih area ini merupakan occupied territory," terang Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah dalam siaran persnya, di Jakarta, Kamis 12 Mei 2022.

BACA JUGA:Anak Usia 8 Tahun di Taman Sari Jakbar Diduga Meninggal Hepatitis Akut

BACA JUGA:Banjir Hadiah! Yamaha Gelar Fazzio Festival di 5 Kota

Menurut kronologis dari Al Jazeera, Shireen dibunuh secara membabi buta oleh tentara Zionis Israel.

Perempuan berusia 51 tahun itu diketahui tengah meliput serangan tentara Zionis Israel di kamp pengungsi Jenin.

Dalam laporan liputannya, Shireen justru ditembak di wajahnya oleh satu peluru, meskipun dirinya memakai rompi pers.

BACA JUGA:Al Muktabar Resmi Jadi Penjabat Gubernur Banten, Mendagri: Dipercaya Pak Presiden

Atas peristiwa tersebut, jaringan Media Al Jazeera mengutuk kejahatan keji ini yang hanya bertujuan untuk mencegah media menjalankan tugasnya. 

Al Jazeera menganggap pemerintah Israel dan pasukannya lah yang bertanggung jawab atas pembunuhan Shireen. 

Selain itu juga, Al Jazeera menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengutuk dan meminta pertanggungjawaban pasukan Israel karena secara sengaja melakukan penembakan terhadap Shireen.

BACA JUGA:165 Kendaraan Kena Tilang Elektronik di 13 Ruas Jalan Jakarta

Sumber: