Asal Usul Gelar Haji dan Hajjah Setelah Menjalankan Rukun Islam ke-5 di Indonesia

Asal Usul Gelar Haji dan Hajjah Setelah Menjalankan Rukun Islam ke-5 di Indonesia

Jemaah haji-Pixaby-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Ibadah haji merupakan rukun Islam ke-5 atau salah satu syarat seorang muslim menjadi sempurna.

Bagi seorang muslim yang sudah menjalankan ibadah haji ke tanah suci akan mendapat gelar "Haji" bagi laki-laki dan "Hajjah" bagi perempuan.

Namun gelar haji dan hajjah tersebut hanya ada di Indonesia.

BACA JUGA:264 Tentara Terakhir Ukraina di Mariupol Menyerah ke Pasukan Rusia

Pemanggilan seseorang dengan Haji dan Hajjah di depan namanya sudah menjadi tradisi di tengah masyarakat.

Di mana untuk menghormati seseorang yang sudah menjalankan rukun Islam ke-5 di tanah suci.

Bagaimana asal usul gelar haji dan hajjah di Indonesia?

Diungkapkan arkeolog Islam Nusantara, Agus Sunyoto, gelar Haji dan Hajjah hanya ada di Indonesia.

Bermula sekira tahun 1916, pemerintah kolonial Belanda menyematkan gelar Haji tersebut.

BACA JUGA:Asrama Haji Pondok Gede Dipastikan Siap Layani Calon Jemaah

Sebelum itu, tidak ada gelar Haji di nusantara.

"Kenapa dulu tidak ada Haji Diponegoro, Kiai Haji Mojo, padahal mereka sudah haji? Dulu kiai-kiai enggak ada gelar haji, wong itu ibadah kok. Sejarahnya (gelar haji) dimulai dari perlawanan umat Islam terhadap kolonial," ungkap penulis buku "Atlas Wali Songo" belum lama ini.

"Setiap ada pemberontakan selalu dipelopori guru thariqah, haji, ulama dari Pesantren, sudah, tiga itu yang jadi 'biang kerok' pemberontakan kompeni, sampai membuat kompeni kewalahan," beber Agus Sunyoto yang juga Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) itu.

BACA JUGA:2 Maskapai Ini Bakal Antar Jemput Jemaah Haji Indonesia, Cek Lagi Daftar Biaya per Embarkasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: