Bahasa Tubuh

Bahasa Tubuh

Saya nonton debat calon presiden Sabtu malam. Tapi apa yang bisa ditulis?

Tidak ada debat filsafat ketika membahas ideologi Pancasila. Sama-sama dangkalnya.

Pak Jokowi bahkan sempat mempersempit makna diplomasi hanya seperti penengah. Pak Prabowo juga sempat kepeleset. Untuk apa beliau mengucapkan "Saya lebih TNI dari TNI". Padahal sebelum itu Pak Jokowi sudah mencap ''Sepertinya pak Prabowo ini kurang percaya pada TNI kita''. Yakni setelah Pak Prabowo mengungkapkan lemahnya bidang pertahanan kita.

Tapi Pak Prabowo kali ini memang kelihatan lebih menarik. Beliau sendiri mungkin juga merasa menang. Sampai-sampai sempat melucu dengan gerak tubuhnya. Saat menuju tempat duduknya. Seperti ingin bilang 'kena lu'.

Tapi Pak Jokowi tepat sekali ketika menjawab pertanyaan: apakah modal Indonesia untuk diplomasi internasional?

"Indonesia adalah negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia," jawab pak Jokowi. Itu benar.

Sayangnya beliau tidak menyebut beberapa keunggulan lainnya: demokrasi kita. Mungkin karena kita memang belum bisa membanggakan demokrasi kita. Yang aparatnya masih memihak.

Tapi kan masih ada keunggulan lain: jumlah kelas menengah kita, demografi kita dan posisi kita sebagai negara terbesar di ASEAN.

Dalam hal ini Pak Prabowo memilih asumsi kita ini belum punya keunggulan apa-apa. Kita ini masih lemah. Jadi hinaan di luar negeri. Kita harus memperkuat diri dulu. Baru kelak bisa bicara di dunia diplomasi internasional.

Saya jadi ingat Pak Harto. Masa lima tahun pertama beliau jadi presiden. Selama lima tahun penuh itu beliau tidak mau ke luar negeri. Tidak tergoda oleh panggung internasional. Beliau memilih bekerja keras untuk memperkuat negara. Terutama perekonomiannya. Yang nyaris bangkrut saat itu.

Tapi Pak Harto pro modal asing. Di tahun-tahun pertama kepresidenannya itu Pak Harto sudah membidani lahirnya UU Penanaman Modal Asing (PMA).

Pak Prabowo justru mempersoalkan masuknya asing di bidang pelabuhan dan bandara. Beliau memang menegaskan tidak anti modal asing. Tapi tidak setuju kalau modal asing masuk sampai ke bidang strategis. Seperti pelabuhan dan bandara.

Bisa jadi hal itu terjadi karena begitu dalam doktrin militer yang jadi latar belakang beliau. "Tentara itu selalu dilatih merebut bandara dan pelabuhan," ujarnya. Kok ini pelabuhan dan bandara diserahkan ke asing. 

Di bidang ini Pak Jokowi memang kelihatan lebih modern dan pro modal asing. Untuk mempercepat pembangunan, kata beliau. "Yang tidak boleh itu kalau masuk ke pelabuhannya TNI AL atau bandaranya TNI AU. Seperti bandara TNI AU di Madiun itu," kata Pak Jokowi.

Dalam debat kali ini Pak Prabowo lebih berani mengoreksi pak Jokowi. Mungkin belajar dari debat yang lalu. Yang Pak Prabowo seperti kalah. Terutama dalam penguasaan angka-angka. Pak Jokowi, saat itu, tampak sangat pede. Meyakinkan. Telak. Ketika menunjukkan prestasi dengan angka-angka. Saking 'so pasti'-nya sampai Pak Prabowo seperti ikut terperangah.

Setelah debat, medsos seperti banjir koreksi. Terhadap angka-angka yang diucapkan pak Jokowi itu. Ibaratnya, saat itu, pak Jokowi menang di debat tapi kalah di medsos setelah itu.

Pak Prabowo kelihatannya tidak mau lagi kalah di debat kali ini. Ketika Pak Jokowi mengemukakan angka-angka, Pak Prabowo tidak terperangah lagi.

Bahkan Pak Prabowo berani mengoreksi langsung. Cukup keras. "Pak Jokowi harus hati-hati dengan laporan ABS," ujar Pak Prabowo tanpa menyebutkan ABS itu artinya Asal Bapak Senang. 

Pak Prabowo termasuk berani mengingatkan ucapan pak Jokowi soal belum akan adanya perang.

"Waktu saya masih letnan dulu, masih muda, jendral-jendral saya selalu mengatakan tidak akan ada perang dalam 20 tahun ke depan. Eh, tahun depannya saya dikirim untuk perang di Timtim," katanya.

Lalu, siapa yang menang dalam hal pakaian?

Dua-duanya berpakaian bagus. Sempurna. Dengan style-nya masing-masing. Tidak ada yang cacat sedikit pun di pakaian jas pak Prabowo. Hanya dasi bergaris miring mencolok seperti itu rasanya 'kurang presiden'. Meski berhasil mengurangi kesan sikap keras di ucapan dan wajahnya. Kalau saya, tetap akan pilih dasi polos. Warna dasi tidak harus merah. Pak Prabowo sudah kelihatan berwibawa sehingga warna dasi bisa dipilih biru muda.

Baju putih lengan panjang Pak Jokowi juga bagus sekali. Tapi baju putih itu tidak lagi menampilkan citra sederhana yang dulu. Baju itu kelihatan sangat mahal. Bahannya maupun potongannya.

Saya senang di penutup debat ini. Kalimat-kalimat saling memuji diucapkan. Bahasa tubuh persahabatan ditonjolkan. Pak Jokowi kelihatan lebih dulu beranjak ke arah pak Prabowo. Untuk menyalami. Justru sebelum moderator mempersilakan untuk bersalaman. Tapi Pak Prabowo juga segera tanggap. Cepat-cepat melangkah ke arah kedatangan pak Jokowi.

Keduanya seperti sudah siap menang dan siap kalah. 

Sudah siap? (dahlan iskan)

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 127

  • Mas Ito
    Mas Ito
  • Triyono Erwin
    Triyono Erwin
  • Muna
    Muna
  • Kuncoro Y.
    Kuncoro Y.
  • supri
    supri
  • Irul Khoirul
    Irul Khoirul
    • ester
      ester
  • Yasin bioflok
    Yasin bioflok
    • iopth err
      iopth err
    • Yusuf
      Yusuf
  • Nursyamsu rodja
    Nursyamsu rodja
  • Joni
    Joni
    • Surya
      Surya
  • Wong Solo
    Wong Solo
    • ester
      ester
    • Raimi Abdullah
      Raimi Abdullah
  • Indra bin sapto
    Indra bin sapto
  • Wandi
    Wandi
  • Cebong dungu
    Cebong dungu
    • Surya
      Surya
  • sri dewi
    sri dewi
  • Cebong galau
    Cebong galau
    • Leo
      Leo
  • Cebong Kampret
    Cebong Kampret
  • moh iqbal
    moh iqbal
    • Jati Tirto
      Jati Tirto
    • Ester
      Ester
  • Husnul Abid
    Husnul Abid
  • Park Oen
    Park Oen
    • Lek git
      Lek git
  • BGK
    BGK
    • Coki
      Coki
  • Dahlan Batubara
    Dahlan Batubara
    • Fakhrul
      Fakhrul
  • Bajay
    Bajay
  • Hariyanto
    Hariyanto
  • Simbrokokok
    Simbrokokok
  • Pam
    Pam
  • katarumah
    katarumah
  • Lapis3
    Lapis3
  • Falahbayhaqi
    Falahbayhaqi
    • Jati Tirto
      Jati Tirto
  • Androidcara
    Androidcara
  • arif
    arif
  • Nudiya Yuliani
    Nudiya Yuliani
  • Djatmiko
    Djatmiko
  • Masagus
    Masagus
  • IZ
    IZ
    • Jati Tirto
      Jati Tirto
  • agus agus
    agus agus
  • Amin paryoko
    Amin paryoko
  • Prana
    Prana
    • Akal Sehat
      Akal Sehat
  • rusydi
    rusydi
  • Eko Hariyanto
    Eko Hariyanto
  • kobongcew
    kobongcew
  • mulyadi
    mulyadi
  • Bam'shary
    Bam'shary
  • Riza Ramadhani
    Riza Ramadhani
  • LabsG
    LabsG
  • Gede bali
    Gede bali
    • Wapres
      Wapres
    • Rene
      Rene
    • Andre Yosef
      Andre Yosef
  • Adi Priyono
    Adi Priyono
    • Roler
      Roler
  • Joyo
    Joyo
    • Jati Tirto
      Jati Tirto
  • Nurkolis
    Nurkolis
    • Iqbal
      Iqbal
    • Hariyanto
      Hariyanto
    • Akal sehat
      Akal sehat
    • lancrotkhan
      lancrotkhan
    • Riko
      Riko
  • Thogar Butarbutar
    Thogar Butarbutar
  • Suharno
    Suharno
  • Ibnu Shonn
    Ibnu Shonn
  • truna podang
    truna podang
    • sri dewi
      sri dewi
  • fajar
    fajar
    • sri dewi
      sri dewi
  • Hendy
    Hendy
  • Lek git
    Lek git
  • Sidik
    Sidik
  • Rei
    Rei
    • John
      John
    • Ester
      Ester
  • Felix Raimond
    Felix Raimond
    • Lek git
      Lek git
  • Fay
    Fay
  • Terjemahan lirik lagu
    Terjemahan lirik lagu
  • amy
    amy
  • Mujiburohman Abas
    Mujiburohman Abas
  • Riansyah Harun
    Riansyah Harun
    • Akal Sehat
      Akal Sehat
  • Fajar Irawan
    Fajar Irawan
  • Putra
    Putra
    • Fikar
      Fikar
    • Noris
      Noris
  • Faisal Wisnuaji
    Faisal Wisnuaji
  • Ahmad Karni
    Ahmad Karni
  • Rudianto
    Rudianto
  • One Person
    One Person
  • Mei
    Mei
    • John
      John
    • ester
      ester
  • Ahmad
    Ahmad
    • Ahmad
      Ahmad
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
    • fajar
      fajar