Banyak Dipetik Wanita, Tanaman 'Penis' di Kamboja Terancam Punah!
Tanaman penis di Kamboja terancam punah akibat terlalu banyak dipetik oleh turis wanita untuk berswafoto-Istimewa-
JAKARTA, DISWAY.ID - Pemerintah Kamboja mengeluarkan larangan untuk memetik tanaman karnivora langka Nepenthes Bokorensis atau tanaman yang biasa disebut dengan tanaman penis.
Ya, jenis tanaman ini cukup menarik perhatian para turis yang berkunjung ke Kamboja. Khususnya para turis wanita sebagai objek untuk foto.
Melansir Times of News, Kementerian Lingkungan dan Sumber Daya Alam menyatakan, sangat tidak setuju jika para turis memetik tanaman penis hanya untuk disebarkan ke internet.
"Apa yang mereka lakukan itu salah dan jangan lakukan itu lagi di masa depan! Terima kasih telah mencintai sumber daya alam, tetapi jangan dipetik, (atau) mereka akan musnah!" demikian pernyataan resminya.
Larangan tersebut dikeluarkan dalam rangka melindungi tanaman penis dari kepunahan, sebab tanaman yang mirip dengan alamat kelamin pria itu sudah langka.
Ini bukan kali pertama pemerintah Kamboja menerbitkan peringatan terkait perusakan tanaman unik dan fotogenik itu Pada Juli 2021 lalu.
Staf senior di kementerian mengeluarkan sebuah pernyataan yang meminta agar pengunjung tidak memetik N. bokorensis dan N. holdenii karena hal itu dapat menyebabkan tanaman ini mengalami kepunahan.
Tanaman keluarga Nepenthes sendiri dapat bertahan di tanah rendah nutrisi dengan memakan serangga hidup, menggunakan nektar dan aroma manisnya untuk mengundang mangsa.
Berkat aromanya, serangga pun akan hinggap di sekitar mulut tanaman yang menyerupai kantong.
Nah, saat serangga jatuh ke dalam kantong, serangga akan terendam dalam cairan pencernaan tanaman yang menyerap nutrisinya.
Perlu diketahui, tanaman ini justru terlihat paling mirip alat kelamin pria saat daunnya masih berkembang dan kantongnya tertutup.
Menurut sebuah studi di Cambodian Journal of Natural History, habitat alami tanaman karnivora ini terus menurun akibat ekspansi pertanian di lahan pribadi dan pertumbuhan industri pariwisata menjadi kawasan lindung.
Karena itu, ilustrator botani Francois Mey mangatakan bahwa pemetikan tanaman unik ini makin membahayakan kelangsungan hidupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: