Pelaku Penyerangan Subway New York Ternyata Seorang Residivis Lansia

Pelaku Penyerangan Subway New York Ternyata Seorang Residivis Lansia

Seorang pria setelah tembak 2 wanita, pelaku bunuh diri dengan senjata yang sama pada Kamis 2 Juni 2022 di Iowa, Amerika Serikat.-Ist-

NEWYORK, DISWAY.ID-Pelaku peledakan bom asap dan membabi buta mengeluarkan tembakan di kereta bawah tanah atau subway New York City, Rabu 13 April 2022 kemarin, akhirnya tertangkap.

Pria tersebut ternyata seorang lansia bernama Frank Robert James, 62. 

James merupakan warga Bronx, New York City. Alamat terakhir atas namanya tercatat di Phildelphia dan Milwaukee.

Catatan kejahatan yang dilakukannya ternyata cukup banyak.

James diketahui seorang residivis sembilan kali di New York dan tiga kali di New Jersey.

Kini, ia ditangkap atas tuduhan mengganggu sistem transportasi massal dengan menggunakan kekerasan hingga melukai 23 orang.

James ditangkap di kawasan Manhattan bawah, yang berjarak sekitar 12,9 kilometer dari tempat serangan.

Seperti dilansir melalui Jawa Pos, Kamis 14 April 2022, Pihak berwenang menemukan keberadaannya berdasarkan keterangan sejumlah warga, yang beberapa di antaranya memberikan informasi tersebut melalui media sosial, kata kepolisian.

James dibekuk 30 jam setelah serangan terjadi pada pagi hari yang sibuk ketika kereta jalur N rute Manhattan memasuki stasiun bawah tanah di kawasan Sunset Park di Brooklyn, New York City.

BACA JUGA:Brutal, Pria Membabi Buta Tembaki Penumpang Kereta Bawah Tanah NYC

“Para warga New York, kami sudah menangkapnya. Sudah ditangkap,” kata Wali Kota New York Eric Adams saat konferensi pers.

“Kami akan melindungi masyarakat kota ini dan menangkap orang-orang yang menganggap bisa melakukan teror pada masyarakat New York sehari-sehari,” kata Adams.

BACA JUGA:Penembakan di Kereta Bawah Tanah New York Amerika, Belasan Penumpang Jadi Korban

Kejaksaan federal di Pengadilan Distrik AS di Brooklyn pada Rabu mendakwa James melakukan serangan sebagai teroris atau serangan lainnya dengan kekerasan terhadap sistem transportasi massal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: