Bubur Harisa, Tradisi Unik Buka Puasa di Cirebon Sejak 1918

Bubur Harisa, Tradisi Unik Buka Puasa di Cirebon Sejak 1918

Bubur Harisa, salah satu tradisi Ramadhan di Kota Cirebon.-Ade Gustiana-radarcirebon.com

“Tahun ini (Bubur Harisa) baru dibuat lagi setelah 2 tahun vakum karena corona,” ungkap Ibrahim yang memiliki 8 orang anak tersebut.

Ramadan sebelum pandemi, jamaah bisa menikmati bubur itu langsung di masjid.

BACA JUGA:Harga Roti Melonjak, Pengungsi Suriah di Lebanon Terancam Kelaparan di Bulan Ramadan

Keluarga Bayasut membawa hidangan bubur menggunakan baki atau nampan.

Lalu disandingkan di tempat. Mereka harus antre dan bergilir untuk kebagian porsi bubur yang menjadi khas karena bumbu rempahnya itu.

Suasana guyub begitu kental ketika adzan Magrib berkumandang.

Tahun ini tak bisa lagi seperti itu. Para jamaah dari lingkungan sekitar dipersilakan menikmati bubur di rumah masing-masing. Menghindari kerumunan.

BACA JUGA:Mudik Gratis 2022, Jatah Kota Tangerang 1.200 Kursi Bus

Pun jumlah yang disajikan tampak lebih sedikit. Ibrahim mengatakan tahun ini menghabiskan sekitar 3 kilogram beras.

Dan 1 kilogram daging kambing muda. Tahun-tahun sebelum pandemi bisa 5 kg lebih beras dan 3 kg lebih daging kambing.

Ya, bahan utama bubur ini adalah beras, rempah-rempah, santan dan daging kambing muda. Semua direbus hingga masak. Membutukan waktu sekitar 2 jam.

Dikerjakan siang harinya. Bakda Asar baru disajikan. Bukan saja bubur. Bagi yang sudah mencicipi, katanya, begitu diseruput tenggorokan seketika terasa hangat.

BACA JUGA:Korban Begal Resmi Bebas Setelah Polda NTB Terbitkan SP3

Menjelang buka puasa, Bubur Harisa biasanya disajikan bersama kurma, kopi jahe, dan teh manis.

Keluarga Bayasut masih mempertahankan tradisi membuat Bubur Harisa menjelang waktu berbuka puasa selama Ramadan penuh ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: