Belajarlah dari Tragedi KwaZulu-Natal
Seketika wilayah KwaZulu-Natal luluh lantak disampu bajir. Kota terbesar ketiga di Afrika Selatan itu terus menghadapi ancaman yang serius setelah 300-an warganya dinyatakan tewas dalam tragedi yang terjadi Jumat 15 April 2022. -Twitter/Mzilikazi wa Afrika/@IamMzilikazi-
DURBAN, DISWAY.ID - Hujan masih mengguyur KwaZulu-Natal. Kota terbesar ketiga di Afrika Selatan pagi ini.
Sebelum banjir menyapu wilayah setempat, Jumat 15 April 2022, penduduk masih bisa memiliki akses internet.
Selfi dan mengirim kabar tentang genangan air menutupi ruas jalan. Media sosial dipenuhi dengan kabar itu.
BACA JUGA:Banjir Hebat ‘Menyapu’ Afrika Selatan
Hanya 30 jam sejak situasi yang biasa itu, ternayat intensitas curah hujan meninggi. Kian deras dan bum! ‘Kiamat kecil’ datang.
Luluh lantak wilayah itu tersapu air. Meluap dari berbagai sisi, air sungai bergolak menambangi permukiman warga. Debit air tak terbendung nyaris menengelamkan rumah mereka. Dini hari hujan reda.
Kabar tersiar, ada 332 orang tewas. Ini belum termasuk belasan warga yang hilang dan hingga kini belum ditemukan.
BACA JUGA:Banjir Afrika Selatan Merenggut 341 Jiwa
KwaZulu-Natal ternyata tidak siap menjadi megapolitan Afrika Selatan. ”Kami tidak mendapat perhatian pemerintah," keluh Siya Gumede wanita 26 itu,
Ia tinggal di Kota Shakaskraal tepatnya di utara Durban. Menempati gubuk bersebelahan dengan gereja.
”Anda melihat lubang, tidak ada lampu jalan, keran kami kosong, tidak ada saluran air hujan," imbuh Gumede, yang kepalanya harus dijahit setelah dia terluka saat ambruk.
BACA JUGA: Boeing Kembali Terbang Usai Tragedi Tewasnya 346 Penumpang, Misteri Kotak Hitam Menungu 30 Hari
Pada tahun 2020, Durban kota terbesar di KwaZulu-Natal merilis rencana aksi Iklim yang menguraikan strategi untuk menghijaukan kota itu sebagai energi baru.
Langkah ini untuk mengurangi risiko banjir, meningkatkan pengelolaan limbah, dan menghemat air, dengan tujuan menjadi netral karbon pada tahun 2050.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reuters