Cerita Warga Sri Langka di Tengah Krisis yang Mengoyak, Jangankan Operasi, Suntik saja Dibatalkan

Cerita Warga Sri Langka di Tengah Krisis yang Mengoyak, Jangankan Operasi, Suntik saja Dibatalkan

Sri Lanka bergejolak akibat krisis ekonomi. Sri Lanka dinyatakan bangkrut-Twitter/Sahil Hussain/@SahilHu55581293-

Sebuah memo internal dari sebuah rumah sakit besar yang dikelola negara di Kolombo mengakui bahwa hanya operasi bedah darurat yang dilayani. 

Kebijakan yang terbilang ‘ganas’ ini dilakukan mulai 7 April dan seterusnya. Alasannya karena kurangnya pasokan bedah.

Kementerian Kesehatan Sri Lanka tidak menanggapi pertanyaan rinci dari Reuters tentang masalah yang dihadapi sektor tersebut.

Ekonomi, yang sangat bergantung pada pariwisata, telah hancur oleh pandemi Covid-19 dan terpukul oleh kenaikan tajam harga minyak setelah perang di Ukraina, yang membuat impor bahan bakar yang cukup tidak terjangkau.

Beberapa analis juga mengkritik pemerintahan Rajapaksa atas keputusannya pada tahun 2019 untuk melakukan pemotongan pajak yang dalam dan menunda pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF).

Negosiasi tengah berlangsung

Seorang pembantu dekat Rajapaksa mengaku pemotongan pajak telah dirancang untuk meningkatkan ekonomi, tetapi Covid-19 kemudian menyerang.

Sri Lanka sekarang hanya memiliki cadangan devisa US$1,93 miliar (S$2,63 miliar) setara dengan impor kurang dari sebulan. 

Sementara pembayaran utang pemerintah dua kali lipat dari jumlah itu akan jatuh tempo pada 2022.

Asosiasi Medis Sri Lanka, badan medis profesional tertua di negara itu, menulis kepada Rajapaksa pekan lalu. 

Mereka memperingatkannya bahwa bahkan perawatan darurat mungkin harus dihentikan dalam beberapa hari mendatang.

“Ini akan mengakibatkan jumlah kematian yang sangat besar,” kata asosiasi tersebut.

Lima menit penting

Pada akhir Maret, seorang wanita berusia 70 tahun dibawa ke rumah sakit perawatan tersier yang didukung pemerintah di pinggiran Kolombo.

Pasien mengalami syok septik, yang menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reuters