Imbas Sri Langka Bangkrut, Dubes RI Bocorkan Nasib WNI di Sana: KBRI Telah Menyiapkan
Sri Lanka bergejolak akibat krisis ekonomi. Sri Lanka dinyatakan bangkrut--Twitter/Sahil Hussain/@SahilHu55581293
JAKARTA, DISWAY.ID - Dampak dari Sri Langka alami kebangKrutan yang terjadi ternyata juga berdampak buruk bagi warga negara Indonesia (WNI) yang menetap di sana.
Kini Sri Langka alami kesulitan seperti kelangkaan BBM, gas, pemadaman listrik dan mahalnya barang-barang kebutuhan pokok, hal itu tentu berimbas pada WNI yang berada di sana
Duta Besar (Dubes) RI untuk Sri Lanka Dewi Gustina Tobing mengungkapkan WNI yang tinggal di Sri Lanka bakal dievakuasi.
Kendati begitu, WNI di Sri Lanka mengungkapkan evakuasi bukan pilihan utama walaupun krisis ekonomi di negara Asia Selatan tersebut menyebabkan masyarakat mengalami kesulitan.
BACA JUGA:Yeay, Luhut Pastikan Harga Minyak Goreng Rp 14.000 (Lagi), Tapi Ada Syaratnya!
"Kami ingin mengetahui dampak langsung yang dirasakan WNI setelah adanya pengumuman kebangkrutan ekonomi Sri Lanka," tuturnya, dilansir dari PMJ NEWS pada 27 Juni 2022.
Dubes Dewi memprediksi masa-masa sulit akibat bangkrutnya ekonomi Sri Lanka bakal berlangsung empat hingga lima bulan mendatang sampai cairnya bantuan dari dana moneter internasional (IMF).
Berkenaan hal itu, dia meminta WNI menyiapkan cadangan pangan di rumah meskipun di kota-kota tertentu sudah terdapat pembatasan pembelian beras sebanyak 5 kilogram per orang.
BACA JUGA:Oknum Kasatlantas Selingkuh Digerebek Warga di Lampung, Kompolnas: Jika Benar Sangat Memalukan!
"KBRI telah menyiapkan sembako bagi WNI yang sangat membutuhkan," tandasnya.
Dilansir dari channelnewsasia, Sri Lanka hampir kehabisan bensin dan solar setelah beberapa pengiriman yang diperkirakan tertunda tanpa batas waktu.
Menteri Energi Kanchana Wijesekerameminta maaf kepada pengendara atas krisis bahan bakar yang memburuk, pada Sabtu 25 Juni sambil
BACA JUGA:Cholil Nafis MUI Maafkan Hotman Paris Soal Dugaan Penistaan pihak Holywings, Tapi...
Sri Lanka menghadapi kekurangan devisa yang serius untuk membiayai bahkan impor yang paling penting, termasuk makanan, bahan bakar dan obat-obatan dan meminta bantuan internasional.
Sementara itu, pemerintah memperpanjang penutupan selama dua minggu sejumlah lembaga negara sampai pemberitahuan lebih lanjut untuk menghemat bahan bakar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: