Sri Lanka Tutup Sekolah dan Perkantoran akibat Krisis Bahan Bakar, Ngantri hingga 4 Hari

Sri Lanka Tutup Sekolah dan Perkantoran akibat Krisis Bahan Bakar, Ngantri hingga 4 Hari

Sri Lanka tutup sekolah dan perkantoran akibat krisis bahan bakar serta memprioritaskan kebutuhan public. -twitter@Khabisoar-

Negara berpenduduk 22 juta orang tersebut dilanda krisis dan saat ini tengah berjuang dalam mengamankan pasokan bahan bakar.

BACA JUGA:Pipa Pertamina EP Indramayu Bocor, Rumah Warga Terdampak

BACA JUGA:Kasus Covid-19 Singapura Tembus 11.504 Dalam Sehari, Kementerian Kesehatan Belum Mau Lakukan Pengetatan

Power and Energy Minister Sri Lanka, Kanchana Wijesekera mengungkapkan bahwa saat ini stok mencapai sekitar 9.000 ton solar dan 6.000 ton bensin serta tidak adanya pengiriman baru.

Dilansir dari independent.co.uk, transportasi umum, pembangkit listrik dan layanan medis akan diprioritaskan dalam distribusi bahan bakar, sementara beberapa akan dijatah ke pelabuhan dan bandara.

Perdana Menteri baru Ranil Wickremesinghe, yang mengantikan posisi Mahinda Rajapaksa pada Mei lalu yang mengundurkan diri mengatakan bahwa bahwa ekonomi negara itu benar-benar runtuh karena menipisnya cadangan devisa dan utang yang meningkat.

Wickremesinghe mengatakan Sri Lanka menghadapi situasi yang jauh lebih serius, tak hanya kekurangan gas, listrik dan makanan, namun juga protes terhadap presiden Gotabaya Rajapaksa dan keluarganya.

BACA JUGA:Nelayan Tangkap Mahkluk Aneh Mirip Alien, Tubuhnya Transparan dan Punya Cakar Besar

BACA JUGA:Mengerikan! Detik-detik Citycar Meledak, Pengendara Bergulingan Menyelamatkan Diri

"Kami sekarang melihat tanda-tanda kemungkinan jatuh ke titik terendah," tambah Wickremesinghe.

Dalam menghadapi krisi ini, pemerintah Sri Lanka akan mengirim dua menteri pemerintah ke Rusia pada hari Senin untuk merundingkan bahan bakar. 

Wijesekera mengatakan kedua menteri akan melanjutkan pembicaraan yang telah dilakukan Sri Lanka dengan pihak berwenang Rusia untuk membeli bahan bakar secara langsung, di antara isu-isu terkait lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: