Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Tebar Ketakutan, Erdogan Telp Puting Ngajak Ngopi

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Tebar Ketakutan, Erdogan Telp Puting Ngajak Ngopi

Pihak Ukraina tolak ultimatum Rusia serahkan kota Mauripol yang akan mengakibatkan penyerangan Rusia terus berlanjut. -Dok.Kantor Pers Presiden Ukraina-

JAKARTA, DISWAY.ID - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kembali mengingatkan Rusia untuk tidak melanjutkan invasi sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mencoba menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang. 

Zelenskyy dalam pidato politimnya, mengaku tidak bisa membayangkan 14.000 tewas dan puluhan ribu cacat jika invasi negaranya berlanjut.

Zelenskyy memperingatkan hal ini, setelah mendengarkan penegasan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam kampanye nasionalis, Sabtu 19 Marete 2022 menandai konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

”Bayangkan sendiri bahwa di stadion di Moskow itu ada 14.000 mayat dan puluhan ribu lainnya terluka dan cacat,” kata pemimpin Ukraina itu.

Dalam video pidato malamnya, Zelenskyy mengatakan pasukan Rusia memblokade kota-kota terbesar dengan tujuan menciptakan kondisi yang menyedihkan sehingga Ukraina akan menyerah. 

”Waktunya telah tiba untuk memulihkan integritas teritorial dan keadilan bagi Ukraina. Jika tidak, biaya Rusia akan sangat tinggi sehingga Anda tidak akan dapat bangkit lagi selama beberapa generasi,” katanya.

Orang kepercayaan Putin, Vladimir Medinsky, yang telah memimpin negosiator Rusia dalam beberapa putaran pembicaraan dengan Ukraina.

Kedua belah pihak telah mendekati kesepakatan tentang masalah Ukraina yang membatalkan tawarannya untuk bergabung dengan NATO dan mengadopsi status netral.

Namun, Mikhailo Podolyak, seorang penasihat Zelenskyy, menuduh bahwa karakterisasi Moskow terus memprovokasi ketegangan dan tergambar di media nasional dan Internasional.

”Posisi kami tidak berubah. Gencatan senjata, penarikan pasukan dan jaminan keamanan yang kuat dengan formula konkret, ”tweetnya.

Sementara itu, Menteri luar negeri Inggris menuduh Putin menggunakan pembicaraan itu sebagai ‘tabir asap’ sementara pasukannya terus merangsekn masuk ke Ukraina.

”Kami tidak melihat penarikan pasukan Rusia secara serius apalagi proposal genjatan senjata di atas meja," kata Menteri Luar Negeri Liz Truss kepada surat kabar The Times.

Tidak cukup dekat

Dalam panggilan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Putin memaparkan rencana untuk mengakhiri perang. Ini disampaikan juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: aljazeera

Berita Terkait

Close Ads