Sangat Jelas, Buya Yahya Beri Pemahaman Begini Soal Perbedaan Idul Adha di Indonesia: Anda Boleh Pilih...
Terkait soal perbedaan Idul Adha, Buya Yahya memberikan pemahaman cukup jelas, bahwa seseorang boleh mengikuti puasa Arafah waktu Arab Saudi dan Indonesia-Tangkapan Layar/Al-Barjah TV-
Lalu Buya Yahya memberikan penjelasan cukup jelas dengan membawakan pendapat dua Imam Malik dan Imam Syafii terkait masalah ini.
Katanya, jika masyarakat Indonesia ingin mengerjakan puasa Arafah bertepatan jemaah Haji wukuf di Mekkah, sekalipun ada perbedaan hari, maka dibolehkan.
"Artinya apa, hari ini anda puasa arafah, besok kita sembelih Qurban bareng Saudi, sah secara fikih. Jangan ada yang mengatakan ini salah," ujarnya.
Lanjut Buya Yahya, tapi seseorang contohnya di Indonesia juga tetap boleh mengikuti puasa sesuai dengan ketentuan pemerintah negaranya tanpa harus mengikuti Arab Saudi, karena hal itu berdasarkan pendapat dari mazhab imam Syafi'i secara fikih, dan itu tetap sah.
"Jika ada perbedaan pendapat semacam ini, mana yang boleh anda pilih? secara fikih anda boleh (pilih) salah satu," ujar Buya Yahya.
Sebelumnya, pendakwah Ustaz Suparman Abdul Karim mengatakan bahwa umat Islam di Indonesia tidak boleh merayakan Idul Adha 1443 H mengikuti hitungan yang sama seperti di Arab Saudi, yakni tanggal 9 Juli 2022.
Menurutnya, apabila sampai ada yang hari raya Idul Adha-nya ikut dengan tanggal yang sudah ditetapkan di Arab Saudi, maka Salat Ied dan kurban yang dilakukan hukumnya tidak sah.
Sebagai masyarakat Indonesia, Ustaz Suparman menyebut langkah terbaik untuk mengambil sikap dengan cara mematuhi hukum fikih.
BACA JUGA:Simak! Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Sunnah Sebelum dan Setelah Salat Idul Adha
"Sikap kita menurut fikih adalah ikut Idul Adha berdasarkan pengumuman pemerintah kita," kata Ustaz Suparman Abdul Karim, dikutip Disway.id dari kanal YouTube pribadinya pada Sabtu, 2 Juli 2022.
"Karena kalau ada yang ber-Idul Adha, orang Indonesia nih, yang Idul Adha-nya ada yang hari Sabtu tanggal 9 Juli maka salat Ied-nya tidak sah, sembelehannya juga tidak sah. Dia bukan kurban, tapi sembelehan biasa," sambungnya.
Ustaz Suparman yakin apa yang dikatakannya juga sudah disepakati oleh para ulama di Indonesia bahwasannya Idul Adha waktunya harus mengikuti pemerintah Indonesia.
Lebih lanjut, Pengurus Nadhalatul Ulama (NU) Lampung itu menuturkan bahwa perbedaan waktu hari raya Idul Adha atau Idul Fitri di Indonesia dengan Arab Saudi tidak baru kali ini saja terjadi.
BACA JUGA:Mantan Pesepakbola Claudio Martinez Dikeroyok Karyawan Basque, Istri: Dipukuli Lebih 5 Orang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: