Program Qurban Barokah Sukses, Polda Metro Jaya Salurkan 11 Ton Paket Daging Rendang ke Masyarakat

JAKARTA, DISWAY.ID-- Program Qurban Barokah yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya dalam menyambut hari raya Idul Adha 1443H mendapat apresiasi dari Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran.

Apresiasi ini diberikan kepada para relawan Siap Bergerak yang sukses menyalurkan daging olahan rendang kepada masyarakat.

Seperti diketahui, sebanyak 11 ton paket daging rendang didistribusikan kepada 12.455 masyarkat selama tiga hari berturut-turut yang proses memasaknya dilakukan oleh para UMKM.

BACA JUGA:Soroti Citayam Fashion Week, Najwa Shihab Berikan Reaksi Tak Terduga: Lucu Ya, Menurutku...

“Bersama 100 relawan Siap Bergerak dan personel anggota Kepolisian, dimulai pukul 08.00 hingga 17.00 selama tiga hari berturut-turut, bersama-sama menyalurkan 11 ton paket daging rendang, dengan lebih dari 12.455 masyarakat penerima," ujar Kompol Supriyanto, selaku Ketua Seksi Relawan Posko Qurban Barakah, dalam keterangan tertulis, Kamis 14 Juli 2022.

Supriyanto juga menerangkan, penyaluran dilakukan dengan konsep dari rumah ke rumah (door to door) oleh para relawan Siap Bergerak dan anggota kepolisian guna memastikan seluruh paket tersampaikan dengan baik kepada warga yang membutuhkan dan juga tepat sasaran.

Menurut Supriyanto, targetnya adalah seperti nenek-nenek yang hidup sebatang kara di kawasan padat pemukiman hingga para penyandang disabilitas.

"Bapak Kapolda sejak tahun lalu mendesain Qurban Barakah dengan membagikan daging yang sudah siap dikonsumsi, agar masyarakat tidak perlu lagi membeli bahan, megolahnya, bahkan rendang juga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama,” jelasnya.

BACA JUGA:Segera! Telkomsel Ucapkan 'Selamat Tinggal' Jaringan 3G di Wilayah Jawa Tengah dan DIY

Sementara itu, Ketua Program Siap Bergerak, Devie Rahmawati menerangkan Siap Bergerak hadir untuk memudahkan semangat kerelawanan dalam melakukan kebaikan. 

"Untuk menjadi relawan banyak sekali tantangannya seperti keterbatasan akses calon relawan, ketidakjelasan hak dan kewajiban, perhitungan insentif yang simpang siur," tukas Devie.

Sumber: