Berupaya Jebol Barikade Polisi, Massa Ingin Kuasai Istana Negara, Komunikolog: Jangan Emosional
-Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara yang terdiri dari gabungan universitas di Lingkar Mahasiswa Jakarta Raya (LIMA-JAYA) melakukan aksi unjuk rasa di Jalan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis, 1 September 2022.-Intan Afrida Rafni/disway.id-
JAKARTA, DISWAY.ID - Barikade polisi yang berada di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, JAKARTA Pusat (Jakpus) nyaris tertembus ratusan mahasiswa yang melakukan orasi sejak pukul 16.07 WIB.
Massa berupaya menembus barikade polisi untuk menuju Istana Negara yang ada di Jalan Medan Merdeka Utara, Kamis 8 September 2022.
Perlawanan massa terus membesar disertai yel-yel yang digaungkan. Sebelumnya massa menggelar teatrikal di area Patung Kuda Arjuna Wiwaha bersamaa tabur bunga menentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
BACA JUGA:Polda Metro Jaya Tetapkan 6 Orang Pendemo Dari GPI Sebagai Tersangka
"Kami tidak akan melakukan aksi jika tuntutan kami diterima. Jika tetap bungkam maka kami akan datang dengan jumlah massa yang lebih besar," jelasnya.
Menanggapi peristiwa ini Komunikolog Emrus Sihombing mengingatkan masyarakat, terutama kelompok mahasiswa, bahwa penyampaian aspirasi secara emosional atau unjuk rasa rawan ditunggangi kepentingan lain.
Menurut dia, seharusnya mahasiswa mengedepankan dialog dengan adu ide dan gagasan.
"Demolah dengan dewasa dan dialog, bertukar pikiran dan gagasan. Misal bikin surat permohonan dialog, kirim ke presiden. Buat satu pertemuan dan diliput media," imbuhnya.
BACA JUGA:Mobil Wapres Papasan Massa Pendemo Tolak BBM, Begini yang Terjadi Selanjutnya
Sehingga, sambung Emrus, masyarakat bisa menilai gagasan mana yang bagus. Jadi, jangan demonstrasi mengganggu orang lain dan bisa saja ada penumpang gelap," kata Emrus dalam keterangannya yang diterima Disway.id.
Emrus menilai sejauh ini demokrasi di Indonesia belum dewasa, cenderung mengedepankan emosional.
Padahal, mahasiswa sebagai bagian dari kelompok akademik, seharusnya menyampaikan aspirasi secara lebih elegan. Menurut Emrus, dosen bertanggung jawab menumbuhkan kedewasaan akademik bagi mahasiswa.
"Akademisi harus mampu menyampaikan data dan fakta. Kalau tidak, tuntutan yang disampaikan amat sulit dikonkretkan, karena tidak jelas apa yang disampaikan. Jadi adu data saja, kalau BBM seharusnya tidak naik, kenapa?" paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: