Presiden AFC Syok dan Sedih Atas Tragedi Kanjuruhan, Shaikh Salman: Kami Juga Ingin Sampaikan Dukungan

Presiden AFC Syok dan Sedih Atas Tragedi Kanjuruhan, Shaikh Salman: Kami Juga Ingin Sampaikan Dukungan

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022-Istimewa/bambang DA-disway.id

JAKARTA, DISWAY.ID-- Seluruh Masyarakat Indonesia dan dunia berduka dengan tragedi kerusuhan yang terjadi setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober 2022 malam.

Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Shaikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa syok dan sedih mendengar kabar Tragedi Kanjuruhan.

Tragedi Kanjuruhan telah mengakibatkan 130 orang meninggal dunia dan ratusan luka-luka hingga dirawat di rumah sakit. 

BACA JUGA:Bakal Santuni Korban Tragedi Kanjuruhan, PBNU Minta Tindak Tegas Pihak Bersalah

Shaikh Salman tidak menyangka insiden yang menyebabkan ratusan nyawa itu terjadi di Indonesia yang mencintai sepak bola.

“Saya sangat terkejut dan sedih mendengar berita tragis seperti itu keluar dari Indonesia yang mencintai sepak bola," kata Shaikh Salman, dikutip dari laman resmi AFC, Senin 3 Oktober 2022.

Sang presiden turut merasakan duka mendalam dan berharap korban yang terluka akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan segera pulih.

“Atas nama AFC dan keluarga sepak bola Asia, saya menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga dan teman-teman para korban, serta mendoakan korban yang terluka supaya cepat pulih," imbuh Shaikh Salman di laman resmi AFC.

“Kami juga ingin menyampaikan dukungan untuk PSSI dan klub-klub," kata Shaikh Salman.

BACA JUGA:Duka Mendalam Presiden Arema FC: Kami Mendukung Penuh Pengusutan

BACA JUGA:Denise Chariesta Ungkap Kegigihan Suami Artis Merenggut Cintanya, Nyambung Sampai 4 Tahun

Seperti yang diketahui, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi selepas laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu, 1 Oktober 2022 malam.

Peristiwa itu berawal dari ketidakpuasan suporter Arema FC (Aremania) terhadap hasil yang diterima tim kesayangan mereka.

Banyaknya massa membuat petugas keamanan berupaya mengendalikan situasi dengan menembakkan gas air mata meski cara itu melanggar regulasi FIFA Pasal 19 poin b tentang pengamanan dan keamanan stadion.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: