Sempat Didesak Mundur dari Persib Bandung Teddy Tjahjono 'Obati' Viking dan Bobotoh Lewat Tragedi Kanjuruhan
Direktur PT Persib Bandung Bermartabat Teddy Tjahjono. -Twiter/@@teddy_tjahjono-Disway.id
JAKARTA DISWAY.ID - Tercatat 125 lebih korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Tragis. membuat mata dunia terbelalak, tak habis pikir.
Ribuan Bonek Persebaya Surabaya datang ke Tugu Pahlawan untuk mendoakan para korban tragedi Kanjuruhan 1 Oktober. -Persebaya Surabaya -Disway.id
Korbannya dari anak-anak, remaja, dan juga orang tua. Perhatian dunia tertuju pada peristiwa yang menggegerkan jaga sepak bola.
Korban terkapar di lokasi 34 orang. Ini termasuk dua orang anggota polisi yang menghembuskan napas terakhir di Stadion Kanjuruhan. Sementara sisanya wafat di rumah sakit.
BACA JUGA:Buntut Tragedi Kanjuruhan, Liga 1 Indonesia Dihentikan
Tudingan insiden ini langsung diarahkan ke polisi. Lantaran menggunakan gas air mata meredam aksi suporter 'Singo Edan' turun ke arena.
Tindakan Aremania dinilai menjurus anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial Arema.
Maka gas air mata itu dinilai sebagai solusi. Penggunaan gas air mata itulah yang menjadi pangkal pemicu timbulnya korban nyawa lebih dari 100 jiwa suporter Arema.
Padahal jelas-jelas aturan Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA terkait pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Safety dan Security Regulations).
FIFA menyatakan petugas keamanan tidak diperkenankan memakai gas air mata.
Penegasan ini begitu jelas terdapat pada Pasal 19 b tentang petugas penjaga keamanan lapangan (pitchside stewards).
Pasal tersebut berbunyi: No firearms or crowd control gas shall be carried or used (senjata api atau gas pengendali massa tidak boleh dibawa atau digunakan).
Namun semua sudah terjadi. Seandainya tidak ada tembakan gas air mata, mungkin tidak ada korban jiwa yang berjatuhan.
BACA JUGA:Belajar dari Tragedi Kanjuruhan, Mahfudin Nigara: Salut Buat Bonek
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: