Trauma Zlatko Dalic Jelang Argentina vs Kroasia Semi Final Piala Dunia 2022, Momen Menegangkan 2018 Takut Kembali Terjadi

Trauma Zlatko Dalic Jelang Argentina vs Kroasia Semi Final Piala Dunia 2022, Momen Menegangkan 2018 Takut Kembali Terjadi

Trauma Zlatko Dalic jelang Argentina vs Kroasia semi final Piala Dunia 2022 dan berharap momen menegangkan 2018 takut kembali terjadi. -Twitter@HNS_CFF aljazeera-

JAKARTA, DISWAY.ID - Pelatih Kroasia, Zlatko Dalic menghadiri konferensi pers menjelang laga Argentina vs Kroasia di Piala Dunia 2018.

Pelatih berusia 56 tahun itu membahas banyak topik di antaranya strategi pada pertandingan semifinal Argentina vs Kroasia.

Salah satunya terungkap trauma Zlatko Dalic jelang Argentina vs Kroasia semi final Piala Dunia 2022 dan berharap momen menegangkan 2018 takut kembali terjadi.

Terkait dengan startegi semi final Piala Dunia 2022 Argentina vs Kroasia, menurutnya tim Kroasia tidak akan beradaptasi dengan gaya bermain Argentina melainkan akan menggunakan cara yang membawa mereka ke semifinal Piala Dunia 2022.

BACA JUGA:LPSK Tolak Pengajuan JC Dody Cs Seakan Mewujudkan Permintaan Teddy Minahasa

BACA JUGA:Buruan, Sigma Battle Royale Versi Mobile Sudah Tayang di Play Store: Langsung Main!

Selain masalah strategi, topik yang diangkat adalah bagaimana adanya potensi pertandingan Argentina vs Kroasia akan berjalan dengan tempo tinggi.

Pasalnya, La Albiceleste ketika tampil di perempat final melawan Belanda, wasit sampai mengeluarkan 17 kartu kuning.

Apabila ditarik ke belakang, Dalic juga pernah terlibat dalam momen menegangkan di Piala Dunia 2018.

Ketika itu Argentina berjumpa Kroasia di grup D, Jorge Sampaoli yang berposisi sebagai pelatih menolak bersalaman dengan Dalic di akhir laga.

BACA JUGA:Adam Lallana Mengaku Gak Kenal Jurgen Klopp Saat Jadi Pelatih Liverpool, Bahkan Sempat Googling

BACA JUGA:Kemendagri Panggil Bupati Meranti Muhammad Adil Setelah Ungkap Kemenkeu Isinya Setan

Kockasti saat itu menang dengan skor telak 3-0 lewat gol Ante Rebic, Luka Modric dan Ivan Rakitic.

"Saya tahu orang-orang yang terlibat dan ekspektasi sangat tinggi waktu itu. Itu biasa terjadi dan kami selayaknya tidak boleh menyimpan dendam", ujar pelatih kelahiran Livno, Bosnia dan Herzegovina itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: