Tsinghua Lutfiya

Tsinghua Lutfiya

Lutfia menemui Dahlan Iskan di rumahnya di Sakura Regency.--

TENTU banyak anak muda seperti Lutfiya ini: yang begitu lulus S1 cari beasiswa untuk bisa ke S2. 

Pasti juga banyak yang seperti Lutfiya: ditolak di satu beasiswa cari yang lain. Pun ketika sampai yang ke-12 masih ditolak.

Dalam kasus Lutfiya, baru pencarian yang ke-13 bisa mendapatkannya. Itu pun setelah berusaha tiada henti selama lima tahun. Dia tidak pernah menyerah. Tidak pernah putus ada. Cari terus. Sampai dapat. 

Toh akhirnya Lutfiya mendapatkan juga beasiswa dari universitas terbaik yang dia impikan. Di Tiongkok: Tsinghua University.

Lutfiya ke rumah saya kemarin. Dari Lombok dan balik ke Lombok. Untuk pamitan: besok lusa dia berangkat ke Beijing.

Dia berangkat dari Jakarta. Rupanya sudah mulai ada lagi penerbangan langsung Jakarta-Beijing. Pakai Air China. Atau mungkin lewat Xiamen. Lutfiya tidak peduli lewat mana. Yang penting dia bahagia banget: berangkat kuliah S2 di luar negeri.

Lutfiya diterima di hubungan internasional. Sesuai dengan S1-nya di HI Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Ada 56 mahasiswa yang diterima di jurusan itu. Dari seluruh dunia. Umumnya dari negara berkembang seperti Pakistan, Brazil, Mesir, Thailand dan negara-negara Afrika.

Lutfiya mendapat sub-jurusan ''pemimpin masa depan'': future leader. Ada 12 orang di kelas itu. "Rasanya saya yang paling muda. Yang lain banyak yang sudah menjadi politisi atau pejabat pemerintah," ujar Lutfiya.

Untuk bisa dapat beasiswa itu Lutfiya menjalani banyak tahapan. Dia jalani semua itu. Lamaran pertamanyi pun seperti itu. Sibuk. Ribet. Ujungnya: ditolak. Begitu terus. Sampai 12 kali.

Yang ke-13 pun dia jalani. Wawancara, membuat esai dan tes tertulis. Juga, diskusi kelompok sesama pelamar. Dan yang njelimet adalah melengkapi banyak dokumen, pemeriksaan identitas dan akhirnya putusan: diterima.

Dalam wawancara itu dia ceritakan bahwa Lutfiya lulusan Madrasah Aliyah Negeri II Mataram. Berjilbab. Lalu kuliah UMM. Ayahnyi pegawai perusahaan penyeberangan milik BUMN (ASDP). Dan dia sedang bekerja sukarela sebagai staf khusus wakil gubernur NTB: Sitti Rohmi Djalilah.

Sebenarnya Lutfiya tidak ingin balik ke Lombok. Begitu lulus UMM Lutfiya ke Jakarta. Dia dapat pekerjaan yang cocok dengan pendidikannyi. Gajinyi lunayan tinggi pula, untuk ukuran Lutfiya: Rp 7 juta/bulan. Itu di lembaga internasional bidang ASEAN.

Di lembaga itu Lutfiya sering ditugaskan ke daerah miskin dan bencana. Termasuk ke Lombok. Dia merasa banyak tahu tentang kemiskinan dan penyebabnya. Jiwa kejuangannyi terbentuk oleh pengalaman hidupnyi seperti itu.

Suatu hari Lutfiya ikut seminar di Jakarta. Pembicaranya orang dari daerahnyi: Tuan Guru Bajang. Yakni Gubernur NTB dua periode yang dianggap sukses.

Di seminar itu Lutfiya tampil sangat kritis. Dia mengemukakan angka-angka kemiskinan Lombok yang berbeda. Begitu kritisnya sampai dia dianggap mengemukakan data yang kurang tepat. Dia sampai di-huuuuu ramai-ramai.

Selesai seminar Tuan Guru Bajang mendekati Lutfiya. "Saya pikir saya akan dimarahi," ujar Lutfiya. "Ternyata beliau memegang kepala saya sambil membisikkan," tambahnyi.

Tuan Guri Bajang adalah ulama besar. Ia doktor ilmu tafsir Quran dari Al Azhar University Mesir, hafal Quran dan ketua tertinggi organisasi keagamaan terbesar di Lombok: Nahdlatul Wathan.

"Baiknya Lutfiya balik ke Lombok. Mengabdi ke daerah. Biar tahu sulitnya membangun daerah seperti NTB," ujar Lutfiya menirukan kata-kata Tuan Guru.

Kata-kata itu menancap ke sanubarinyi. Apalagi diucapkan dalam posisi tangan TGB memegang kepala Lutfiya. "Di Lombok kami percaya tangan ulama di kepala seperti itu sama dengan restu. Saya pun bertekad pulang ke Lombok," ujar Lutfiya.

Dia meninggalkan pekerjaan yang diinginkannyi. Dia tinggalkan gaji Rp 7 juta. Dia menjadi staf biasa di kantor wakil gubernur NTB: Sitti Rohmi Djalilah. Sang wagub adalah adik kandung Tuan Guru sendiri. Gaji Lutfiya Rp 1,5 juta.

Di dunia nyata ini Lutfiya menjalani kuliah yang sebenarnya. Bagaimana sulitnya menjalankan program, mengoordinasikan berbagai instansi, dan lambatnya pengambilan keputusan. Yang utama, Lutfiya jadi tahu: banyak orang yang kelihatannya baik, membela rakyat, idealis, kenyataannya ternyata justru sebaliknya.

Lutfiya jalani semua itu. Dengan integritas tinggi. Pun sampai dimusuhi banyak pihak. Dia pernah ditawari komisi Rp 140 juta. Dia tolak.

Akhirnya dia diminta Wagub untuk menjadi staf khusus. Bahkan kemudian sekaligus menjadi staf khusus Gubernur NTB Dr Zulkifliemansyah.

Gubernur dan wagub NTB ini termasuk sedikit kepala daerah dan wakilnya yang rukun. Tidak terjadi konflik. Sampai tahun keempat masa jabatan ini belum ada tanda-tanda pecah. Pun tidak ada indikasi Sang Wagub mau maju jadi gubernur di Pilkada akan datang.

Pecahnya hubungan kepala daerah dan wakil, biasanya dimulai dari sang wakil merasa tidak diberi wewenang. Plus anggarannya. Semua diambil No 1. Lalu kompor di sekitar sang wakil menyala. Sang wakil lantas merasa lebih mampu. Akhirnya sang wakil menunjukkan tanda-tanda akan menjadi pesaing di Pilkada berikutnya.

Semua itu tidak terlihat di NTB. Berarti kemungkinan besar keduanya masih akan berpasangan lagi di tahun 2024 nanti. 

Kuat sekali.

Sang wagub termasuk bukan tipe hanya pendulang suara. Lewat ketokohannyi di Nahdlatul Wathan. Sang wagub orang pintar. Waktu SMA juara se-provinsi. Bu wagub NTB ternyata Doktor dari UNJ, S2 UNS, S1 ITS. Pernah lama menjadi pimpinan di perusahaan asing di NTB. Kalau pidato sangat menarik. Kalau bekerja sangat detail.

Wagub Sitti punya kapasitas untuk bertengkar dengan gubernur yang doktor ekonominya dari Glasgow University itu. Tapi dia tidak melakukan itu.

"NTB beruntung punya pasangan kepala daerah seperti ini," ujar Lutfiya.

Dalam posisinyi seperti itu Lutfiya sering diminta mengoordinasikan kerja sama internasional. Misalnya kerja sama Lombok-Hainan. Dua-duanya pulau wisata. Di Indonesia dan di Tiongkok.

Juga kerja sama ekonomi NTB dengan Denmark. Atau kerja sama pendidikan NTB dan Nottingham, Inggris.

Sambil sibuk itu, Lutfiya terus mencari beasiswa. Dia tetap semangat untuk bisa kuliah S2 di luar negeri. Pengabdiannyi ke daerah itu tidak sia-sia. Dia jadi punya banyak bahan untuk membuat esai maupun menjawab wawancara.

Esai yang membuat Lutfiya diterima di sub-jurusan future leader adalah tentang penanganan gempa di Lombok. Juga tentang penanganan Covid-19 untuk daerah wisata.

Saya jadi ingat ''ujian'' bagi calon presiden Amerika. Di sana yang pintar berlebihan. Yang hebat tidak kurang. Yang track record-nya luar biasa melimpah. Maka pertanyaan penting bagi calon presiden Amerika adalah: apa yang akan dilakukan kalau ada dering telepon jam 3 pagi.

Memang, di saat terjadi krisis barulah diketahui perlunya pemimpin yang hebat. Krisis pandemi, krisis bencana alam pun sampai krisis ekonomi.

Sebenarnya Lutfiya sudah sejak empat bulan lalu mulai kuliah: online. Hasil kuliah itu bisa langsung dia terapkan di pekerjaan sebagai staf khusus gubernur dan wakil gubernur. Terutama soal kerja keras, tepat waktu, dan komitmen.

Meski online, Lutfiya tidak bisa santai. Selama 4 bulan ini sudah tiga buku tebal dia baca: wajib. Harus bisa pula mengikhtisarkannya. Lalu lebih 20 artikel yang harus dikaji. Untuk di-review. "Dosen hanya berbicara 15 menit. Yang 45 menit diskusi," kata Lutfiya.

Lebih banyak lagi penugasannya.

Semua harus selesai. Tepat waktu. Tidak ada toleransi. "Sejak kuliah ini semua tugas dari Pak gub dan Bu wagub saya selesaikan sebelum waktunya," ujar Lutfiya. "Saya menjadi terbiasa seperti orang di Beijing," tambahnyi.

Dan lusa, Lutfiya tiba di Beijing. Di kampus Tsinghua University. Amerika punya MIT. Tiongkok punya Tsinghua. Amerika punya Harvard University. Tiongkok punya Beijing University.

Lutfiya, lusa, tiba di kampus ternama itu. Dia disediakan pondokan di situ. Lengkap dengan makanannya. Masih dapat uang saku pula: lima kali lipat dari gajinya sekarang.

Lutfiya juga sudah diberi daftar 40 guru besar yang bisa dia pilih sebagai pembimbing tesisnyi kelak. Nama mereka, bidang keahlian, tesis, biografi singkat, dan alamat email mereka dikirim ke Lutfiya. Silakan pilih sendiri. Hubungi sendiri. Kalau yang dipilih tidak mau cari yang lain.

Lutfiya sudah pilih. Sang guru besar juga sudah bersedia. Lutfiya menyebutkan namanya. Saya yakin pilihan Lutfiya benar meski cara mengucapkan namanya salah. "Saya memang baru sebulan kursus Mandarin," kata Lutfiya. Itu pun online. Seminggu dua kali.

Lusa Lutfiya tiba di Beijing. Di musim dingin. Menjelang musim salju. Tapi saya lihat badan Lutfiya punya cadangan lemak yang cukup untuk menghangatkan seluruh Beijing.

"Saya janji deh, ketemu Pak Dahlan lagi sudah langsing", katanyi. Saya pun meletakkan tangan di kepala Lutfiya. (Dahlan Iskan)


--

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 21 Desember 2022: Ancaman Gocapan

 

Richolas Tjhai

Manajemen serba salah, disatu sisi dituntut growth pendapatan perusahaan, disisi lain market sudah jenuh oleh jualannya perusahaan tsb. Manajemen putar otak, akhirnya "ikut-ikutan" hype invest ke perusahaan digital, walaupun perusahaannya merugi tahunan. Karna konon katanya keuntungan baru akan diraih sekian tahun kedepan. Awal mula hati riang gembira, investasi moncer, saham naik. 8 bulan kemudian arah angin mulai berbalik, hati was was, apa akan dipanggil KPK.

 

Leong putu

Tips pagi / Agar tidak rugi Banyak, baiknya Anda dagang Sapi saja. Apalagi kalau lapaknya di Senayan. /LP

 

Otong Sutisna

Memang sekelas Abah , bilang klu pembeli membeli jeruk 5kg masam semua, dan membandingkan dengan pedagang yang beli 1 ton, tidak begitu terasa. Coba tengok ke bawah, pembeli yang punya uang hanya untuk beli satu kilo, begitu masam semua....sudah ambyar deh, mau beli lagi ga ada duit, pulang ke rumah omelan istri siap - siap menggelegar.,...

 

Amat Kasela

Masih mending itu, saya beli pare 1 kilo pahit semua. Gak ada yang manis.

 

Wahyudi Kando

Dato DI kalau sudah nulis sesuatu yg bukan bidang beliau INSIGHTnya Lebih Ke lucu lucuan. Sebelumnya terkait Asuransi dan lawyer kena tahan itu, skrang bahas Saham Goto.....Insurance & saham adl Instrumen yg melengkapi Fortofolio Asset. Artinya resiko masing2 at kepanikan masing2 berbeda - beda Dato' DI. Biasanya memang genre Kolonial lebih latah di warung kopi kalau ada issue seperti ini...hehehe

 

yea aina

Ada dua pihak yang hampir pasti ketawa ngakak: 1/Yang tak pernah beli jeruk itu, karena ngopinya masih level sasetan. 2/si toke yang laris manis "dagangan" jeruk masam, sedikit toxic. Sudah cuan mereka sekarang. Tertawalah, mumpung masih ada dagelan bernama gocap eh.... gitu.

 

Juve Zhang

Abah Disway terkesan "membela " " investasi" cemerlang Telkomsel. Jumlah saham GOTO itu gak masuk " akal " sehat orang yang masih waras . Yuk kita lihat anda mungkin kaget bin jantungan kalau lihat jumlah saham yg dicetak goto. 1184,363 juta lembar jadi Telkomsel yg diberi "diskon" keluar uang 6,4 Trilyun hanya dapat 23,7 milyar , artinya hanya 2 % saja kepemilikan saham goto untuk uang ber karung karung 6,4 Trilyun. Disini sulit dibedakan antara "investasi" dan "instruksi strategis" Abah sudah colek nama besar BT anda pasti paham. Ngasih duit berkarung karung diberi imbalan nasi bungkus plus Endog ceplok.wkwkwkwkw. hanya 2 %.

 

Pryadi Satriana

Praktik 'membuang undi' (baca: 'melakukan undian') sudah ribuan tahun berlangsung. Apa itu 'judi'? Nanti dulu! Perhatikan dulu 'data' ini: 1. Tuhan memerintahkan bangsa Israel utk membuang undi (Bilangan 26: 55, 33: 54, 34: 13, 36: 2); 2. Yunus dibuang ke laut - dan kemudian ada di dalam perut ikan selama 3 hari - setelah 'membuang undi' (Yunus 1: 7); 3. Undian pun 'melibatkan Tuhan': "Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal daripada TUHAN" (Amsal 16: 33). Masih 'mengharamkan' undian? Renungkan ini (kalo mau!): 1. Senengkan kalo lagi 'bokek', isteri pergi arisan dan 'dapat undian' (baca: dapat arisan!). Alhamdulillah! 2. Saya bbrp kali dapat 'undian BPJS'. Bayar 35rb/bln 'dapat undian' dirawat di ICU 3 hari gegara jantung, 2x kateterisasi jantung, 1x CT scan thorax, 2x rawat inap, sering kali periksa lab & rontgen, rutin konsultasi dokter jantung & syaraf dan dapat obat. Banyak kan yg bayar BPJS bertahun-tahun ga pernah dapat 'undian'? Syukuri saja! Alhamdulillah! Salam. Rahayu.

 

EVMF

The eleven apostles cast lots to determine who would replace Judas (Acts 1:26). Casting lots eventually became a game people played and made wagers on. This is seen in the Roman soldiers casting lots for Jesus’ garments (Matthew 27:35). The New Testament nowhere instructs Christians to use a method similar to casting lots to help with decision-making. Now that we have the completed Word of God, as well as the indwelling Holy Spirit to guide us, there is no reason to be using games of chance to make decisions. The Word, the Spirit, and prayer are sufficient for discerning God’s will today—not casting lots, rolling dice, or flipping a coin. www.gotquestions.org (Your Questions, Biblical Answers)

 

Pryadi Satriana

Undian Harapan dilarang Sangat aku sayangkan Bolak-balik beli 'mengejar mimpi' (paham 'mimpi' pun harus beli) Bolak-balik 'meh oleh' 'Durung tau oleh' wis dilarang Sing 'ngimpi' aku, sing 'mbayar' aku Sing 'nglarang' kok pemerintah? Lha wong sing 'towo' yo pemerintah Onok sing protes Judi: onok unsur 'untung/buntung' Iki onok sing luwih aneh Saham jare investasi Padahal yo 'untung/buntung' Berharap pada 'undian' HARAM Berharap pada 'saham' HALAL Termasuk 'saham diskonan' 'Saham diskonan' kok dituku ART (biyen arane 'babu', mungkin mergo 'ya Bu'... 'ya Bu' terus) ae ngerti: 'barang diskonan' biasane 'barang rijek' ... Wis ngono ae, arep 'sarapan kedua' Salam. Rahayu. #inget 'saham hotel' si Ucup#

 

Jokosp Sp

160 trilyun bikin abah silau di jam 12.00 siang? kalau kami mungkin sudah kebakar gag sampai 1 menit. Tapi gag usah heran dan kagetan, kalau saat ini banyak yang sahamnya tinggal gocap, malah sudah tahunan. Juga masih tetap jadi sultan di negeri ini. Pemilik Tambang Batu Bara contohnya. Uang terus mengalir dari hasil bumi Indonesia dengan harga yang menggiurkan seperti 3 tahun ini. Jadi gag perlu ikut mikir, ben ati tetep tentrem ayem. Kalaupun dapat jeruk dengan rasa masem yang kebeli gag sampai 5 kilo, itu juga harus dinikmati. Dibikin es jeruk juga akan jadi lebih nikmat. Kadang kita lupa harus bersyukur jadi orang yang sederhana, ora susah neko - neko sampek beli saham 1 juta lembar di GoTo misal. Ya bisa klenger......mendadak masuk ruang ICU.

 

Sistop Tanjung

Saya sempat dapat tawaran saham goto via aplikasi gojek, menggiurkan awalnya tertarik untuk beli. Iseng cek Lap Keuangan gojek, busyet bujubone tekor mulu, omset untuk biaya gaji aja udah ngap-ngapan. belum lagi sepengalaman saya kerja di perusahaan yg masuk IPO lap keuangannya banyak di mark up untuk menarik investor. alhamdulillah ga jadi beli jeruk yg masam 1 kg

 

Jimmy Marta

Mungkin kalau anda dtg ke Agrinex bisa "nambah" ilmu. Disitu akan hadir banyak suhu. Suhu jurnalistik, suhu filsafat, sosiologi hingga silat kho ping ho. Dan jika beruntung andapun bisa jumpa suhu pantun, para perusuh dan pe misuh....wkwk..

 

Dokumen Negara

Kemarin agak dulu Katanya kalau beli saham per lembar, (otak sy bayangin saham bentuknya lembaran kertas2). Katanya saham itu mahal,tp harganya cuma Rp338, kl sy punya uang Rp.10rb berarti bisa ngecer beli sahammya Goto,, Saat ada berita isu goreng saham (otak sy bayangin orang2 lagi goreng kertas2 di kwali)... Ada lagi istilah surat2 berharga.. Yg sy bayangin paling mentok BPKB, sertifikat tanah..

 

Yuli Triyono

Jalan-jalan ke kota Surakarta / Mampir Gramedia membeli pena / Jangan kecewa melihat prestasi Timnas kita / Ternyata belum pernah dikalahkan oleh Argentina.

 

Muin TV

Pesar Robert Kiyosaki: salah satu cara agar bisa kaya raya adalah jual saham, jangan membeli saham. Pesan itu saya pegang erat-erat. Makanya ada IPO apa aja, gak tertarik beli saham. Lah! Bagaimana mau beli saham. Beli kopi aja sachetan. Wkwkwk.....

 

Mirza Mirwan

"Saya ini orang miskin, Mas. Meskipun tidak membeli kupon Nalo tetap saja saya miskin. Tetapi dengan membeli kupon Nalo meskipun miskin 'kan saya punya harapan menjadi orang kaya. Lihat, hadiahnya seratus juta, Mas! Saya nadar, kalau dapat seratus juta, mesjid di desa saya mau saya rehab." Yang mengucapkan kata-kata itu bernama Lik Tohir, setengah abad silam saat saya kelas 1 SMA. Lik Tohir adalah salah satu dari beberapa tukang becak yang biasa mangkal di dekat rumah orangtua saya. Saya lihat kuponnya. Tidak ada kata "Nalo" di kupon itu. Yang saya ingat kupon itu resmi dengan ijin Departemen Sosial dengan hadiah utama Rp100 juta -- dikemudian hari disebut Undian Harapan yang sebelum dilarang hadiah utamanya Rp1 miliar. Adapun Nalo adalah adalah singkatan dari "National Lottery" dari Singapura, yang di Indonesia hanya diambil 4,3, dan 2 angka di belakang. Selain "Nalo", sebutannya "buntutan". "Memang ada ceritanya orang menjadi kaya karena menang Nalo, Lik?" tanya saya sambil menahan geli mendengar nadar Lik Tohir. "Banyak, Mas." "Orang mana, Lik?" "Minggu kemarin pemenangnya orang Magelang. Minggu sebelumnya orang Sumatra." "Lik Tohir tahu dari mana?" "Kan diberitakan di koran, Mas!" "Masak, sih, Lik. Di Kompas dan Abadi, kok, nggak ada beritanya." "Tapi saya baca beritanya, Mas, di agen Nalo Pasar Pon. Tapi ndak merhatikan namanya koran apa. Pokoknya ada, Mas." Penggemar saham beda dengan penggemar judi, tentu saja.

 

Juve Zhang

Teman punya teman sudah rugi 100 juta. Ya itulah dunia saham. Kejam. Promosi sebelum peluncuran nya hebat mau jadi Amazon nya Indonesia, influencer dapat banyak job.akhirnya jadi Amat Zonk. Versi KW no.5.

 

Lukman bin Saleh

Senang mendengar statement Ceo Goto: Goto sedang berupaya mengejar kemandirian finansial. Tidak mau terus2an bergantung kepada investor. Tapi pertumbuhan perusasahaan dg kualitas tinggilah yang utama. Efisiensi. Inovasi. Pengembangan produk. Transaksi semakin banyak. Pendapatan terus bertumbuh. Dan lihatlah hasilnya. Transaksi perushaan sepanjang 9 bulan 2002 meningkat mencapai 451 T dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya 324 T. Atau naik 38,94%. Pendapatan kotor perusahaan naik 42% menjadi 16 T dibanding sebelumnya yg hanya 11 T. Jadi biarlah bursa saham hiruk pikuk dg harga saham Goto. Yg penting fundamental perusahaan bisa semakin sehat. Lambat laun harga saham pasti akan merefleksikan kinerja perusahaan. Maka saya senang mendengar pernyataan salah satu investor Goto: Tdk mau ambil pusing dg harga short term. Beginilah investor sejati. Bukan main judi yg dibungkus investasi. Fundamental perusahaan yang utama. Investasi itu untuk mengembangkan perusahaan. Bukan untuk dijadikan bahan gorengan. Kalau sudah begini. Perlahan, kelak investor Goto akan merasakan renyahnya profit perusahaan. Tidak seenak dan serenyah gorengan memang. Tapi tentu akan lebih menyehatkan...

 

Liam Then

Jadi pengamat saham paling enak, sahamnya mlorot, tenang-tenang saja, karena cuma ngamati, gak ikut beli kwkwkwkwk. Kalo sahamnya nglunjak, tinggal koar-koar ,ape kate gue....

 

hoki wjy

Sejak Pak Dahlan wawancara dg Low Tuck Kwong saat itu saham Byan masih 95.000. Rupiah tapi hari ini Tgl 21-12-2022 Jam 14.45 Harga saham Byan setelah stock split artinya harga sahamnya Rp 17.825 atau Rp 178.250. artinya mengalami kenaikkan 87.6%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 184

  • Maman Lagi
    Maman Lagi
    • Leong putu
      Leong putu
  • Kalender Lengkap
    Kalender Lengkap
  • adi Nugraha
    adi Nugraha
  • suhartono suhartono
    suhartono suhartono
  • Er Gham
    Er Gham
  • Aljo
    Aljo
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
    • Lutfiya AL-Qarani
      Lutfiya AL-Qarani
  • Fa Za
    Fa Za
    • ALI FAUZI
      ALI FAUZI
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
  • Leong putu
    Leong putu
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • Robban Batang
      Robban Batang
    • Alon Masz Eh
      Alon Masz Eh
    • Leong putu
      Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
  • Fauzan Samsuri
    Fauzan Samsuri
    • Robban Batang
      Robban Batang
  • Leong putu
    Leong putu
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
  • Liam Then
    Liam Then
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
  • Liam Then
    Liam Then
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Duwi eko Setiyo gomo
    Duwi eko Setiyo gomo
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
  • Muh Nursalim
    Muh Nursalim
    • Warung Faiz
      Warung Faiz
    • mz arifinuz
      mz arifinuz
  • Johan
    Johan
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Johan
      Johan
    • Liam Then
      Liam Then
    • EVMF
      EVMF
    • Johan
      Johan
    • EVMF
      EVMF
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • mario handoko
    mario handoko
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Leong putu
    Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • Leong putu
      Leong putu
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • yea aina
      yea aina
    • Leong putu
      Leong putu
  • Rahma Huda Putranto
    Rahma Huda Putranto
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • Kevin Hs
    Kevin Hs
    • Mahmud Al Mustasyar
      Mahmud Al Mustasyar
  • Muin TV
    Muin TV
    • Liam Then
      Liam Then
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Macca Madinah
      Macca Madinah
    • Mahmud Al Mustasyar
      Mahmud Al Mustasyar
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Mahmud Al Mustasyar
      Mahmud Al Mustasyar
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Liam Then
      Liam Then
    • Mahmud Al Mustasyar
      Mahmud Al Mustasyar
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Mahmud Al Mustasyar
      Mahmud Al Mustasyar
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
  • Sistop Tanjung
    Sistop Tanjung
  • alasroban
    alasroban
    • alasroban
      alasroban
  • Wahyudi Kando
    Wahyudi Kando
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Macca Madinah
      Macca Madinah
  • Natan Kaharu
    Natan Kaharu
  • Macca Madinah
    Macca Madinah
  • Jo Neka
    Jo Neka
  • Lukman bin Saleh
    Lukman bin Saleh
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Lukman bin Saleh
      Lukman bin Saleh
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Lukman bin Saleh
      Lukman bin Saleh
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Lukman bin Saleh
      Lukman bin Saleh
  • yoming AFuadi
    yoming AFuadi
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Fanta Merah
      Fanta Merah
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Lukman bin Saleh
      Lukman bin Saleh
    • Leong putu
      Leong putu
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Leong putu
      Leong putu
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • DeniK
    DeniK
  • Waris Muljono
    Waris Muljono
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
  • ALI FAUZI
    ALI FAUZI
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
  • Er Gham
    Er Gham
    • Lukman bin Saleh
      Lukman bin Saleh
  • DeniK
    DeniK
  • Lukman bin Saleh
    Lukman bin Saleh
  • ALI FAUZI
    ALI FAUZI
    • Lukman bin Saleh
      Lukman bin Saleh
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
  • Legeg Sunda
    Legeg Sunda
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Legeg Sunda
      Legeg Sunda
  • Abu Faiz
    Abu Faiz
  • Duwi eko Setiyo gomo
    Duwi eko Setiyo gomo
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Leong putu
      Leong putu
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • Duwi eko Setiyo gomo
    Duwi eko Setiyo gomo
    • Waris Muljono
      Waris Muljono
  • rid kc
    rid kc
  • Edi Sampana
    Edi Sampana
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • Legeg Sunda
      Legeg Sunda
    • Leong putu
      Leong putu
    • yea aina
      yea aina
    • Leong putu
      Leong putu
  • Amat Kasela
    Amat Kasela
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Leong putu
      Leong putu
    • Alon Masz Eh
      Alon Masz Eh
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • iwan
      iwan
    • Leong putu
      Leong putu
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Leong putu
      Leong putu
    • ALI FAUZI
      ALI FAUZI
    • EVMF
      EVMF
  • Duwi eko Setiyo gomo
    Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
  • Amat Kasela
    Amat Kasela
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
  • MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
    MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
    • MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
      MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
    • bitrik sulaiman
      bitrik sulaiman
  • ra tepak pol
    ra tepak pol
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
  • ra tepak pol
    ra tepak pol
    • Duwi eko Setiyo gomo
      Duwi eko Setiyo gomo

Berita Terkait