Sejarah Lato-lato, Mainan Lawas yang Kembali Viral

Sejarah Lato-lato, Mainan Lawas yang Kembali Viral

Ilustrasi Lato-lato-Twitter/@potatoo_garlic-

Dia menyebut permainan lato-lato memiliki nilai positif dari sejumlah aspek. Salah satunya aspek perkembangan anak. Dari aspek perkembangan anak, lato-lato bisa melatih koordinasi mata dan motorik anak tangan.

Nila menilai permainan apa saja sebenarnya dapat membantu anak dalam menstimulus aspek perkembangan anak.

Bermain menjadi media perkembangan anak. Karena dengan bermain akan dapat mengembangkan aspek kognitif, motorik, emosi dan sosial anak.

“Di sisi aspek sosialnya, bermain game online atau handphone juga kurang, karena anak tidak berinteraksi langsung dengan teman sebayanya. Sehingga anak-anak tidak belajar untuk bersosialisasi serta memecahkan masalah dalam kehidupan nyata,” ucap  Nila Anggraeiny.

BACA JUGA: Tiko Ditawari Kerja Jhon LBF dengan Gaji 2 Digit Per Bulan, Alasannya Bikin Melongo: Tujuan Saya Cuma Satu

BACA JUGA:Ibu Norma Risma Tak Pakai Baju dan Rozy Hanya Celana Kolor, Pemuda yang Gerebek Tak Percaya Alasan Gerah

Nila menyarankan agar anak-anak berusia di bawah lima tahun perlu diawasi orangtua saat bermain lato-lato. Sebab, anak yang berusia di bawah lima tahun, koordinasi mata dan tangan belum berkembang dengan baik.

“Perlu pengawasan orangtua agar tidak mendatangkan bahaya bagi anak,” ucap Nila.

Begitu pula bagi anak yang berusia di atas lima tahun. Juga butuh perhatian orangtua saat anak bermain lato-lato.  Karena bisa saja anak-anak menjadikan lato-lato sebagai alat untuk menyakiti temannya.

Lato-lato juga memberikan efek positif kepada para pedagang mainan. Banyak pedagang yang meraup untung jutaan karena permainan ini.

Salah satu penjual grosir lato-lato, Eliana, mengaku dapat menjual hingga 5 karung lato-lato dalam sehari. Sebagai informasi, 1 karung lato-lato berisi 500-600 pasang.

BACA JUGA:Keluarga Herman Moedji Susanto: Tiko Bukan Anak Kandung Ibu Eny, Cerita Pahit Tersimpan?

BACA JUGA:Pembunuh ART di Pondok Ranggon Berhasil Ditangkap, Pelaku Mau Kabur ke Bali

Untuk harga yang dijual pun beragam, tergantung dari bahan yang digunakan dan ukurannya. "Kalau di sini harga grosirnya ada yang kena Rp 48.000, Rp 60.000 selusinnya. Macam-macam, ada yang kena Rp 45.000, Rp 54.000, beda-beda sih," ucapnya

Untuk harga jual lato-lato sendiri juga tidak menentu, bisa naik atau turun. Menurut Eliana, harga lato-lato tergantung dari pabrik tempat ia membeli yang berada di daerah Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: