Puncak 1 Abad NU: Tolak Khilafah Hingga Dukung PBB sebagai Hasil Muktamar Internasional Fiqih Peradaban

Puncak 1 Abad NU: Tolak Khilafah Hingga Dukung PBB sebagai Hasil Muktamar Internasional Fiqih Peradaban

KH Mustofa Bisri dan Yenny Wahid membacakan rekomendasi Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I di Peringatan 1 Abad NU.-Tangkapan layar-

SIDOARJO, DISWAY.ID-- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar resepsi puncak peringatan 1 Abad NU pada 16 Rajab 1444 H di Gelora Delta, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa 7 Februari 2023.

Panitia mengklaim tiga jutaan warga nahdliyin datang ke area acara resepsi peringatan 100 tahun NU yang turut dihadiri Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden KH Ma`ruf Amin, Presiden ke-5 RI Megawati Sukarnoputri, dan para ulama nusantara tersebut.      

Dalam resepsi puncak 1 Abad NU, salah satu rangkaian acaranya yaitu membacakan hasil atau rekomendasi Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I yang dilaksanakan di Hotel Shangri-La, Surabaya, Senin 6 Februari 2023 atau sehari menjelang resepsi peringatan 1 Abad NU.

BACA JUGA:Abad Fikih

BACA JUGA:Rangkaian Peringatan 1 Abad NU, Puncak Resepsi Digelar Meriah 7 Februari 2023 di Delta Sidoarjo

Mustasyar PBNU, KH Mustofa Bisri (Gus Mus) dan Perwakilan Tanfidziyah PBNU Zannuba Ariffah Cahafsoh (Yenny Wahid) membacakan rekomendasi Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I di depan jutaan warga Nahdliyin yang hadir di Gelora Delta Sidoarjo. 

Piagam rekomendasi Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I tersedia dalam 2 versi bahasa, yaitu Bahasa Arab dan Indonesia.

Di antara rekomendasi muktamar dengan peserta forum ulama berbagai negara itu, terdapat penolakan terhadap khilafah hingga dukungan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).  

"Tekad satu Abad Nahdlatul Ulama Nahdlatul Ulama berpandangan bahwa pandangan lama yang berakar pada tradisi fiqih klasik, yaitu adanya cita-cita untuk menyatukan umat Islam di bawah naungan tunggal sedunia atau negara Khilafah harus digantikan dengan visi baru demi mewujudkan kemaslahatan umat," kata Yenny Wahid saat membacakan versi Bahasa Indonesia seusai Gus Mus yang membacakan dengan versi Bahasa Arab.

"Cita-cita mendirikan kembali negara Khilafah yang dianggap bisa menyatukan umat Islam sedunia, namun dalam hubungan berhadap-hadapan dengan non-Muslim bukanlah hal yang pantas diusahakan dan dijadikan sebagai sebuah aspirasi," jelasnya.

BACA JUGA:Layanan Sertifikat Halal Gratis Tersedia di Pameran 1 Abad NU GOR Delta Sidoarjo

BACA JUGA:Puji Kepemimpinan Jokowi, Prabowo: Bukan Saya Menjilat

Demikian terlihat atau sebagaimana terbukti akhir-akhir ini melalui upaya mendirikan negara ISIS, ternyata berakhir dalam kekacauan dan justru berlawanan dengan tujuan-tujuan pokok agama.

"Atau maqashidu syariah yang tergambar dalam lima prinsip; menjaga nyawa, menjaga agama, menjaga akal, menjaga keluarga, dan menjaga harta," katanya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads