BRIN: Tak Perlu Takut Berlebihan, Artificial Intelligence Milestone Perkembangan Teknologi

BRIN: Tak Perlu Takut Berlebihan, Artificial Intelligence Milestone Perkembangan Teknologi

Ilustrasi artificial intelligence (AI)-Freepik.com-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Menyikapi era kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) saat ini, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyatakan hal tersebut merupakan bagian dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Handoko juga menekankan, AI merupakan alat, bukan tujuan. Jadi basisnya AI adalah big data.

BACA JUGA:Mesti Tahu! Ini Potensi Artificial Intelligence Alias Kecerdasan Buatan di Indonesia

“AI juga sama, kalau tidak ada big data di belakangnya, tidak ada AI," ujar Handoko, dalam keterangan resminya, Kamis 9 Maret 2023.

"Kita tidak perlu takut berlebihan, karena AI adalah milestone dari proses natural perkembangan teknologi yang diharapkan memang memudahkan (kehidupan) kita dan yang kita butuhkan," jelasnya.

Sama halnya dengan manusia yang secara natural memiliki latar belakang pengetahuan, sehingga memengaruhi manusia dalam mengambil keputusan, begitu pula dengan AI. 

BACA JUGA:Mesti Tahu! Ini Potensi Artificial Intelligence Alias Kecerdasan Buatan di Indonesia

Bagaimana sistem buatan ini bisa memilah informasi, menganalisis, membuat keputusan, dan mengeksekusi keputusan itu.

Menurut Handoko, Indonesia berpotensi menjadi sumber data. Indonesia heterogen secara demografi, geografi, sosial-budaya, dan biodiversitas. 

Karena itulah, BRIN menginisiasi dalam mengembangkan AI terkait data omics - genomics, proteomics, metabolomics - yang berbasis data biodiversitas darat dan laut Indonesia.

"Sehingga jika kita ingin mengembangkan obat misalnya, bisa berangkat dari data itu, dari struktur molekuler, dan itu the real big data," tuturnya.

BACA JUGA:Wow! Penelitian Ungkap Fakta Gurita Punya Gen Kecerdasan Mirip Seperti Manusia, Begini Penjelasannya

Belum lagi jika kita bicara masalah demografi yang beragam, data terkait kebencanaan, smart farming, dan zona tangkap ikan berbasis data sensor darat dan citra satelit.

"Semua itu adalah data, ini menjadi tantangan kita, bagaimana menganalisis dan memanfaatkan data tersebut melalui AI, menjadi informasi yang berguna untuk hal lain," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: