Alasan Mengapa Panglima TNI Ogah Terjunkan Kopasus dalam Misi Penyelematan Pilot Susi Air

Alasan Mengapa Panglima TNI Ogah Terjunkan Kopasus dalam Misi Penyelematan Pilot Susi Air

JAKARTA, DISWAY.ID - Kelompok kriminal bersenjata ( KKB) Papua terus berulah dan semakin brutal mengganggu segala bentuk jenis aktivitas masyarakat.

Belum lama ini, KKB masih menyandera salah satu pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37). Terbaru, Mereka juga menembaki pesawat Triga Air. Seluruh penumpang dipastikan selamat.

Lantas ada pertanyaan, mengapa TNI terkesan 'lembek' terhadap keberadaan KKB di Papua yang  semakin hari kian merugikan banyak pihak bahkan nyawa?

BACA JUGA:Respons Polri Usai LPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer, Penjagaan Ketat jadi Komitmen?

Baru-baru ini pula, pemerintah Selandia Baru sempat menawarkan bantuan untuk pencarian pilot Susi Air disandera kelompok kriminal bersenjata.

Tawaran itu disampaikan Duta Besar Selandia Baru Y.M Kevin Burnett kepada Yudo Margono saat keduanya bertemu di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat 3 Maret 2023.

Namun, pada akhirnya, keduanya sepakat agar proses pencarian dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia bersama aparat TNI-Polri.

BACA JUGA:OPM Makin Brutal! Tak Diberi Makanan, KKB Egianus Kagoya Bunuh Anak Kepala Kampung di Lanny Jaya

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memastikan bahwa aparat TNI-Polri terus melanjutkan operasi pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37) yang disandera kelompok kriminal bersenjata.

"(Pemerintah Selandia Baru) tetap menyerahkan pada kita, mempercayakan pada kita. Dia (Dubes Selandia Baru) menawarkan bantuan, tetapi saya (kami) masih mampu menyelesaikan," kata Yudo usai upacara gaktib dan yustisi di Mabes TNI, Jakarta Timur, Rabu 8 Maret 2023.

"Operasi tetap jalan terus penyelamatan sandera itu, karena kita tetap menjaga supaya masyarakat sipil tidak terlibat dan kena," ujarnya.

BACA JUGA:Polri Perluas Pencarian Pilot Susi Air yang Disandera KKB di Nduga dan Lanny Jaya

"Kalau operasi serentak itu khawatirnya penduduk akan kena karena mereka ( KKB) ini kan bersama-sama dengan penduduk," imbuhnya.

Yudo Margono kemudian mengungkapkan, bahwa sulitnya mencirikan secara pribadi kelompok tersebut. Pasalnya, KKB berpindah-pindah dan membaur dengan warga lokal sehingga menyulitkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: