Dianggap Ikut Campur Urusan Politik, Jusuf Kalla Sindir Jokowi: Presiden Itu Harusnya Seperti Megawati dan SBY, Maksudnya?

Dianggap Ikut Campur Urusan Politik, Jusuf Kalla Sindir Jokowi: Presiden Itu Harusnya Seperti Megawati dan SBY, Maksudnya?

Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar dan Politisi Senior Partai Gorkal, Jusuf Kalla-Intan Afrida Rafni-

JAKARTA, DISWAY.ID - Mantan Wakil Presiden RI Ke 10 dan 12, Jusuf Kalla membandingkan tindakan Presiden RI, Joko Widodo dengan Presiden RI sebelumnya, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri. 

Jusuf Kalla menilai tindakan Joko Widodo atau Jokowi terlalu ikut campur dalam urusan politik, terutama diakhir masa jabatannya ini. 

Dia pun mengatakan bahwa seharusnya Jokowi bisa mengambil contoh dari pemimpin sebelumnya, yaitu Megawati Soekarnoputri dan SBY. 

BACA JUGA:Sakura Haitang

Menurut mantan Ketua Umum Partai Golkar itu, tindakan Megawati Soekarnoputri dan SBY, khususunya saat masa jabatannya berakhir, tidak terlalu melibatkan dirinya dalam urusan politik. 

"Menurut saya, presiden itu seharusnya seperti Bu Mega dan SBY. Begitu akan berakhir, maka tidak terlalu melibatkan diri dalam suka atau tidak suka, dalam perpolitikan itu. Supaya lebih demokratis lah," jelasnya. 

BACA JUGA:Kunjungi Jusuf Kalla, Cak Imin Diminta Fokus Besarkan PKB

Sebelumnya, Pertemuan antara Jokowi dengan partai pemerintah sepertinya banyak mengundang pro dan kontra bagi sebagian politisi. 

Hal tersebut dikarenakan ada salah satu partai pemerintah, yaitu Partai NasDem tampak tidak terlihat pada pertemuan itu. 

Jusuf Kalla menilai bahwa pertemuan yang dilakukan pada Selasa, 2 Mei 2023 lalu merupakan pertemuan politik. 

BACA JUGA:4 WNI yang Diduga Jadi Korban TPPO di Myanmar Dibebaskan, Begini Kondisinya Sekarang

Hal itu dikarenakan Partai NasDem yang juga bagian dari Partai Pemerintah tidak diundang dalam pertemuan tersebut.

"Ini point pertama tidak diundang. Berarti ada pembicaraan politik," ujar Jusuf Kalla saat konferensi pers di kediamannya, Jalan Brawijaya Raya, Jakarta Selatan, Sabtu, 6 Mei 2023.

"Kalau pertemuan itu membicarakan tentang urusan pembangunan, wajar saja. Tapi bicara pembangunan saja, mestinya harusnya diundang (Nasdem) kan," sambungnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads