OPM Surati Joe Biden Setelah Umumkan Wilayah Perang, Jeffrey Bomanak Tuduh Indonesia Lakukan Kejahatan

OPM Surati Joe Biden Setelah Umumkan Wilayah Perang, Jeffrey Bomanak Tuduh Indonesia Lakukan Kejahatan

Dalam sebuah potcast, seorang petinggi Indonesia beri pesan khusus ke pimpinan OPM saat Jokowi datangi Papua. -facebook@ Jeffrey P Bomanak -

JAKARTA, DISWAY.IDOPM surati Joe Biden setelah umumkan wilayah perang, di mana dalam surat tersebut Jeffrey Bomanak tuduh Indonesia lakukan kejahatan.

Pihak OPM melalui juru bicaranya Sebby Sambom beberapa waktu lalu mengumukan wilayah perang di beberapa daerah Papua khususnya wilayah Papua Pegunungan.

Bahkan menurut Sebby, pihaknya akan menangkap dan menghabisi siapapun yang memasuki wilayah perang tersebut.

Akan tetapi pada 21 Mei, tersebar di media sosial surat dari pimpinan OPM Jeffrey Bomanak pada Presiden Amerika.

BACA JUGA:4 Makanan Penyebab Kista Ovarium yang Jarang Diketahui, Perempuan Harus Hati-hati

BACA JUGA:Indra Sjafri Bocorkan Rahasia Timnas U22 Berhasil Rebut Medali Emas Sea Games 2023

Surat dari Jeffrey Bomanak tersebut diposting oleh akun twitter@PapuaWeb, di mana dalam surat itu, pimpinan OPM meminta Presiden Amerika memberikan perhatiannya atas apa yang terjadi di Papua.

“Organisasi Papua Merdeka, Gerakan Papua Merdeka, pemimpin, Jeffrey Bomanak, menyerukan peran proaktif dari Presiden Joe Biden dalam mengakhiri pendudukan militer Indonesia yang melanggar hukum dan aneksasi Papua Barat dan kegagalan kebijakan luar negeri Amerika berikutnya dalam melindungi enam dekade kejahatan terhadap kemanusiaan,” tulis postingan tersebut.

Dalam surat itu, Jeffrey menuduh bahwa telah terjadi invasi dan pendudukan militer Indonesia.

BACA JUGA:SPKLU Gen 2 Khusus Kendaraan Konversi dari PLN, Pembayaran Melalui PLN Mobile

BACA JUGA:Polisi Periksa CCTV Terkait Dugaan Penembakan Habib Bahar bin Smith, 16 Orang Turut Dipanggil

Jeffrey juga menyinggung perjanjian New York yang ditulis dan disponsori oleh pemerintah Amerika pada tanggal 15 Agustus 1962.

Menurutnya perjanjian New York tidak menyertaan atau representasi dari satu orang Papua Barat pun dan membuka jalan bagi rumah jagal ini.

“Orang-orangku menyebut perjanjian ini Pintu Gerbang Neraka,” tulis Jeffrey

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: