Dua Provinsi yang Bakalan Rasakan Bioetanol Pertama Minggu Depan Diungkap Pertamina Patra Niaga

Dua Provinsi yang Bakalan Rasakan Bioetanol Pertama Minggu Depan Diungkap Pertamina Patra Niaga

Dua provinsi yang bakalan rasakan Bioetanol pertama minggu depan diungkap Pertamina Patra Niaga.-Foto : Pertamina-

Menurut Arifin, pengembangan Bioetanol saat ini masih dalam skala pilot project untuk menghitung kualitas bahan bakar yang dihasilkan dan nilai keekonomiannya.

"Pengembangan bahan bakar nabati yang renewable dan terbukti dapat meningkatkan perekonomian rakyat kecil. Ini sesuatu yang bagus dan sudah ada contohnya di beberapa negara tropis seperti di Brazil," jelas Arifin.

Arifin menjelaskan jika dalam tahap uji coba ini mendapatkan hasil yang bagus nantinya baru akan meningkat ke industry yang lebih besar.

BACA JUGA:Panji Gumilang Diduga Lakukan Korupsi dan Penggelapan Selain TPPU, Polri: Berdasarkan LHA dari PPATK

BACA JUGA:Viral Video Syahnaz Sadiqah Bahagia Nyanyikan Lagu 'Semua Karena Cinta', Banjir Hujatan Netizen: Gak Tahu Diri!

"Kita saat ini baru pada tahap pilot, baru akan ada scale up. Nanti baru dianalisa keekonomiannya dan selama itu harus juga ada free marketing,” jelasnya.

“Uji coba ini nantinya juga akan melihat respon dari masyarakay mulai dari kualitas serta analisa ekonomi setelah itu baru ke tahap yang besar dan kita akan bangun industrinya. Pasti kita harus menuju ke sana karena kita masih punya lahan yang luas," lanjut Arifin.

Bioetanol sendiri telah menjalani pengkajian oleh Tim Studi Bioetanol ITB dengan pencampuran etanol 5 persen ke dalam Pertalite (RON 90).

Pencapuran tersebut menjadikan kualitas RON 90 sama dengan Pertamax (RON 92) dan hasil studi ITB tersebut konsisten dengan kajian pencampuran etanol 5 persen dengan pertalite RON 90 yang dilakukan oleh PT Pertamina.

BACA JUGA:Inspektorat Duga Ada Makelar Dalam PPDB Banten 2023

BACA JUGA:David de Gea-Sergio Ramos, Ini Deretan Pemain Bintang yang Tak Punya Klub di Bursa Musim Panas 2023

Dari hasil riset ITB tersebut juga menunjukkan Indonesia telah menghemat devisa sebesar 2.6 milyar dolar Amerika dari substitusi impor diesel melalui program Biodiesel kelapa sawit. 

Dengan penggunaan bioetanol sebagai bahan campuran BBM dapat menurunkan impor BBM jenis bensin, menurunkan polutan emisi kendaraan, dan menciptakan potensi lapangan kerja di sektor pertanian dan produksi bioetanol.

Manfaat lain bioetanol juga adalah potensi pengurangan emisi gas rumah kaca hingga 43 persen termasuk CO2, NOx dan Partikel PM2.5.

BACA JUGA:Pemkab Indramayu Suarakan Peran Penting Perempuan dan Kesetaraan Gender di Hari Kependudukan Dunia 2023

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: