Rusia Menggila! 60 Ribu Ton Gandum Ukraina Dibombardir, Belasan Orang Luka Parah!

Rusia Menggila! 60 Ribu Ton Gandum Ukraina Dibombardir, Belasan Orang  Luka Parah!

Rusia fasilitas ekspor gandum di Odesa dan Chornomorsk dan menghancurkan 60.000 ton gandum-Tangkapan layar twitter @ukraine_world -Berbagai sumber

JAKARTA, DISWAY.ID - Tentara Rusia kembali meluncurkan serangan drone dan rudal ke Odesa pada Rabu 19 Juli 2023 waktu setempat.

Serangan ini merusak infrastruktur pelabuhan penting di selatan Ukraina, termasuk terminal gandum dan minyak serta melukai setidaknya 12 orang.

"Serangan itu melumpuhkan sebagian besar fasilitas ekspor gandum di Odesa dan Chornomorsk dan menghancurkan 60.000 ton gandum," kata Kementerian Pertanian Ukraina.

Serangan ini terjadi beberapa hari setelah Presiden Vladimir Putin menarik Rusia keluar dari partisipasinya dalam Inisiatif Gandum Laut Hitam.

BACA JUGA:Pesan Jokowi untuk Jaksa di Hari Bhakti Adhyaksa ke-63: Jangan Ada Lagi yang Permainkan Hukum!

BACA JUGA:Bandara Soekarno-Hatta Tersibuk Nomor 1 di ASEAN dan Ketiga se-Asia Pasifik Versi ACI

Kementerian Pertanian, dengan mengutip para ahli, memperkirakan akan membutuhkan waktu satu tahun untuk memulihkan fasilitas yang rusak.

Gandum yang hancur seharusnya telah dimuat ke dalam kapal dan dikirim melalui koridor gandum dua bulan yang lalu, demikian pernyataan tersebut.

"Jika kami tidak dapat mengekspor makanan, penduduk negara-negara termiskin akan berada di ambang kelangsungan hidup!" kata Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solskyi dikutip Associated Press.

"Harga gandum akan meningkat dan tidak semua negara akan mampu membeli produk pertanian yang berarti harga makanan akan meningkat secara signifikan tepung, sereal, daging," kata Solskyi.

BACA JUGA:Akbar Sitorus

BACA JUGA:Pemerintah Segera Pasang Chatra di Stupa Paling Atas Borobudur

Harga gandum naik lebih dari 2,5 persen pada Selasa 18 Juli 2023 dan lebih dari 3 persen pada Rabu akibat serangan Rusia di Odesa.

Serangan ini merupakan pusat penting untuk ekspor gandum, menunjukkan kekhawatiran di pasar global setelah Moskow keluar dari perjanjian gandum, mengancam memperburuk kelaparan di beberapa bagian dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: