Luhut Katakan OTT Kampungan, Eks Pejabat KPK: yang Ngomong itu Kampungan
Eks pejabat KPK yang ernah menjadi Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ini dengan tegas mengatakan bahwa yang bilang OTT kampungan dialah yang kampungan. -Tangkapan layar youtube@NovelBaswedan-
“Saya mau lihat dimana peran digitalisasinya itu, kita bisa melihat bagaimana ada 5.3 juta ton nikel, itu 5.3 juta ton nikel itu tiba-tiba keluar tanpa negara tahu yang menyebabkan kerugian negara 575 miliar rupiah dengan selisih ekspornya itu 14,5 triliun rupiah, cuy lu ada di mana aja nih gitu loh,” terang Bambang.
Menurut bambang, yang katanya dengan digitalisasi kenapa masih ada ekspor nikel yang tidak terlacak oleh negara.
BACA JUGA:Tingkatkan Edukator Guru Dalam Ilmu Teknologi, PT. Joindo Eka Handal Gelar UNICAMP 2023
Bambang menjelaskan bahwa OTT harus ada ilmunya dan kalau tidak mengerti ilmunya jangan banyak ngomong.
Selain itu bambang menjelaskan bahwa IPK atau indeks pemberantasan korupsi Indnesia saat ini hanya 3.4 dan harusnya negara memperkuat penindakan korupsi.
“kalau IPK diatas 5 baru bisa kita bicara pencegahan, ini 3.4 jangan bicara pencegahan tapi penindakan, ini orang gak punya ilu trus ngomong jdai kenyataan kelihatan seperti kampungan,” tegas Bambang.
Sedangkan Novel Baswedan yang merupakan mantan penyidik KPK mengungkapkan bahwa menjelang berakhirnya periodenya terdapat 30 kasus yang bocor dan dirinya termasuk salah satu yang melaporkan kebocorannya itu.
BACA JUGA:Penelitian: 'Kabut Otak' Akibat Covid Sama Buruknya dengan Penuaan 10 Tahun!
BACA JUGA:Ruwet Indah
“Pada saat ini Firli Bahuri sebagai Deputy KPK, di mana saat itu terdapat banyaknya kebocoran, jika dia tidak disana maka akan lebih banyak lagi OTT,” terang Novel di video potcstnya.
“Benar saat itu banyak OTT, namun yang bersangkutan diduga sebagai pembocor OTT,” tambah Novel.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: