Kisah Wilhemina, Ratu Belanda yang Merana Lihat Indonesia Merdeka, Akhirnya Turun Tahta hingga Negaranya Hancur 1953
Ratu Wilhemina tahun 1898-Paleis Het Loo Nationaal Museum-
Ia dimakamkan di ruang bawah tanah keluarga kerajaan Belanda di Nieuwe Kerk di Delft, pada 8 Desember.
Profil Ratu Wilhemina
Ratu Wilhemina adalah anak satu-satunya dari Raja Willem III dan istri keduanya, Ratu Emma dari Waldeck dan Pyrmont.
Masa anak-anaknya ditandai dengan hubungan yang sangat dekat dengan orangtuanya, khususnya dengan sang ayah yang telah berusia 63 tahun saat Wilhelmina lahir.
Saat Wilhemina dilahirkan, hanya ada peluang kecil baginya untuk mewarisi harta. Hal ini disebabkan Raja William sudah memiliki 3 putra dari istri pertama, Ratu Sophie.
Namun, William kehilangan semua putranya ( putra terakhir meninggal saat Wilhelmina berusia 6 tahun ).
Raja Willem III wafat pada tanggal 23 November 1890 dan meskipun Wilhelmina seketika menjadi Ratu Belanda, ibunya, Emma, ditunjuk sebagai wali sampai usia Wilhelmina mencapai 18 tahun.
Pada tahun 1901, ia menikah dengan Hendrik, Pangeran dari Mecklenburg-Schwerin.
Walaupun perkawinan itu dikatakan tidak berlandaskan cinta, Wilhelmina sebenarnya sangat menyayangi Hendrik, dan tampaknya perasaan Hendrik pun sama.
Kenyataannya Hendrik tidak berbahagia dengan perannya sebagai pasangan ratu dan menyatakan hal ini sangat membosankan, apalagi ia hanya dianggap "dekorasi" dan selalu berjalan di belakang istrinya.
Hendrik juga tidak punya kekuasaan di Belanda.
Ratu Wilhelmina beberapa kali mengalami keguguran. Namun kelahiran anak satu-satunya, Juliana pada tanggal 30 April 1909, menjadi obat penawar setelah perkawinan 8 tahun tanpa anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: