Dunia Melarang! Penggunaan Atap Asbes Masih Marak di Indonesia, Apa Masalahnya?
Atap Asbes/ilustrasi-ilustrasi-Berbagai sumber
JAKARTA, DISWAY.ID - Atap asbes telah lama menjadi bahan konstruksi yang umum digunakan dalam berbagai jenis bangunan, terutama di negara-negara berkembang. Khususnya di Indonesia
Namun, meski kepopulerannya dalam industri konstruksi sudah sangat dikenal secara umum, atap asbes ternyata memiliki dampak buruk yang serius terhadap kesehatan manusia.
Dampak buruk asbes terhadap kesehatan manusia disbebut sangat serius. Paparan serat asbes dapat menyebabkan masalah pernapasan yang parah, kanker, iritasi kulit, dan mata, serta masalah kesehatan lainnya.
BACA JUGA:Penyebab Kanker Ginjal Diungkap Spesialis Urologi, Daging Merah dan Genetika Masuk Daftar
Lantas mengapa masih banyak rumah di Indonesia menggunakan asbes meskipun sudah dilarang di berbagai belahan dunia?
Salah satu alasan yang kuat yakni karena murah dan efektif dalam menahan panas dan hujan. Itulah alasan mengapa atap asbes masih digunakan luas di Indonesia.
Apa itu Asbes?
Asbes adalah material yang terkenal karena kemampuannya dalam menahan panas dan hujan. Itulah sebabnya mengapa hingga saat ini, sebagian besar rumah di Indonesia masih menggunakan atap asbes. Namun, kita harus menyadari bahwa asbes memiliki dampak kesehatan yang serius.
Sebagian besar produksi asbes dunia berakhir di Asia, termasuk Indonesia, di mana penggunaannya sangat umum. Seiring berjalannya waktu, penelitian telah mengungkapkan bahwa asbes mengeluarkan partikel berbahaya yang dapat merusak paru-paru manusia.
Bahaya yang Tersembunyi
Asbes telah terbukti menjadi pemicu penyakit serius seperti 'asbestosis' yang tidak dapat disembuhkan dan dapat berkembang menjadi kanker paru-paru. Efek negatifnya terutama terjadi pada para pekerja konstruksi dan tambang asbes.
Pada abad ke-19, asbes pertama kali digunakan sebagai material bangunan, tetapi pada abad ke-20, muncul keprihatinan serius tentang kesehatan para penambang asbes yang terpapar partikel berbahaya saat bekerja.
Akibatnya, pada tahun 1970-an, banyak negara mulai membatasi penggunaan asbes, bahkan Jepang telah sepenuhnya melarangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: