Akibat Konflik Dengan Hamas Palestina, Bisnis Wisata Israel Jebol

Akibat Konflik Dengan Hamas Palestina, Bisnis Wisata Israel Jebol

Wisata di Israel sepi wisatawan akibat konflik-Screenshoot/YouTube-

Bulan-bulan mendatang adalah tahun tersibuk bagi ziarah Kristen yang datang dari Amerika Serikat, Inggris, dan tempat lain di Eropa.

" Kami mengandalkan pariwisata untuk hidup. Kami mengalami krisis COVID dan kami masih dalam tahap pemulihan dan perlahan-lahan menunggu para wisatawan kembali," kata Khader Hussein berumur 30 tahun, seorang penjual suvenir di Betlehem.

Menurut Biro Pusat Statistik Israel, sekarang sektor pariwisata sudah mati akibat konflik ini.

Pada sembilan bulan pertama tahun ini, setidaknya tiga juta wisatawan berbondong-bondong ke Israel mengunjungi situs bersejarah di Yerusalem dan Betlehem serta pantai berpasir putih Tel Aviv.

“ Sekarang pariwisata matki,” tulis Biro Pusat Statistik Israel

BACA JUGA:Beri Peringatan ke Iran, AS Kerahkan Jet Tempur dan Kapal Induk ke Kawasan Timur Tengah

BACA JUGA:Indonesia Serukan Kekerasan di Palestina Harus Diakhiri, Menlu Retno Langsung Telpon Arab Saudi, Mesir dan Negara Arab Lainnya

Konflik Berkerlanjutan

Sehari setelah serangan itu, Kementerian Pariwisata Israel mengatakan tur harus dihindari dan wisatawan harus tinggal di hotel atau di kapal pesiar.

Dikatakan pada hari Rabu bahwa wisatawan dapat berkeliling negara itu jika diperlukan. Lebih dari 90.000 wisatawan berada di Israel, dan ribuan orang telah mengunjungi situs-situs nasional selama seminggu terakhir, katanya.

Namun, pada hari yang sama, pemerintah AS menaikkan peringatan perjalanan untuk Israel dan Tepi Barat ke Level 3 atau mempertimbangkan kembali perjalanan yang merupakan level tertinggi kedua.

Inggris menyarankan agar semua perjalanan kecuali yang penting ke Israel dan wilayah Palestina dilarang.

BACA JUGA:Bombardir Warga Palestina, Arab Saudi Tunda Pembicaraan Damai dengan Israel

BACA JUGA:Ukraina dalam Bahaya! Korut Kirim Ribuan Kontainer Berisi Peralatan Tempur ke Rusia

Elias al-Arja, ketua Asosiasi Hotel Arab, mengatakan sebagian besar hotel di Tepi Barat menghabiskan minggu lalu untuk membantu wisatawan melarikan diri setelah kekerasan dimulai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: